GenPI.co - Akademisi Rocky Gerung blak-blakan memberikan pendapatnya terkait terbentuknya Komunitas Jok-Pro 2024 yang mengusung duet Joko Widodo dan Prabowo Subianto pada pilpres mendatang.
Pembentukan komunitas itu juga menggulirkan kembali wacana presiden tiga periode.
Menurutnya, hal itu bisa mengendalikan politik Indonesia ke arah partai tunggal atau minimal dua partai.
"Ide tentang presidential threshold itu sudah berupaya diterangkan oleh intelektual dan masyarakat sipil, tapi masih ngotot juga dengan mengira Indonesia hanya boleh diisi dua partai itu," jelas Rocky Gerung dikutip GenPI.co dalam video di kanal YouTube Refly Harun, Kamis (24/6).
Rocky Gerung mengatakan jika duet PDIP dan Partai Gerindra dilaksanakan, seharusnya sejak awal Indonesia dijadikan dua partai saja.
"Namun, harus paham konsekuensinya. Kalau partai kalah, mereka harus menjadi oposisi," ungkapnya.
Filsuf itu memaparkan bahwa bisa saja partai politik tidak masuk kabinet serta menyusun sistem check and balances secara maksimal.
"Hal itu bisa mengatasi masalah untuk akal-akalan 20 persen presidential threshold," paparnya.
Lebih lanjut, akademisi itu menilai bahwa pembentukan Komunitas Jok-Pro 2024 adalah ide konyol
Sebab, alasan yang dijadikan landasan pembentukannya tak masuk akal.
"Mereka bilang perseteruan Jokowi dan Prabowo memecah belah bangsa. Kalau memang begitu, seharusnya keduanya itu jangan dipilih lagi. Kenapa ini malah dipersatukan?" pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News