GenPI.co - Instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini bisa membuat Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kaget.
Pasalnya, saat Jokowi membacakan amanat dalam upacara Prasetya Perwira TNI-Polri yang digelar secara virtual.
Jokowi mendadak meminta gesekan antara prajurit TNI dan anggota Polri di lapangan tak boleh terjadi lagi.
"Gesekan yang terjadi antara prajurit TNI dan anggota Polri ke depan hal ini sudah tidak boleh terjadi lagi, harus disudahi," jelas Jokowi dikutip GenPI.co, Selasa (13/7).
Tak hanya itu, Jokowi bahkan menjelaskan bahwa TNI dan Polri merupakan alat negara yang terdepan dalam menjaga pertahanan dan keamanan NKRI
Oleh karena itu, Jokowi menegaskan bahwa TNI dan Polri harus terus bersinergi.
"Harus terus berkoordinasi, bergotong royong untuk kepentingan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia," ungkapnya.
Jokowi pun menyatakan bahwa Indonesia tidak mungkin memenangkan kompetisi global jika tidak ada sinergi yang kokoh di dalam negeri.
Jokowi pun minta seluruh komponen bangsa harus bersatu untuk menjadi "Indonesia incorporated" yang kokoh bersaing dalam kompetisi global.
"Lebih khusus lagi antara anggota institusi TNI dan Polri harus sinergi, saling bahu-membahu dalam menjalankan tugas yang makin berat," bebernya.
Menurut Jokowi, krisis akibat pandemi covid-19 dapat memperkokoh kepedulian dan kegotongroyongan unsur TNI dan Polri.
Jokowi pun berpesan agar para perwira remaja TNI dan Polri ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan krisis.
"Dan belajar dari krisis ini untuk ikut serta memperkokoh kebersamaan berlandaskan Pancasila," pungkasnya.
Merespons pernyataan Jokowi, Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS mengatakan para jenderal di TNI dan Polri harus mampu menjawab rasa kekhawatiran Presiden Jokowi.
Hal itu secara tak langsung menyeret atau menyentil Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Sebab, kedua pimpinan inilah yang saat ini menguasai TNI dan Polri.
Fernando membeberkan, TNI dan Polri perlu menyadari sepenuhnya bahwa mereka adalah alat negara.
"Bukan preman jalanan yang hanya mengandalkan otot, melainkan juga pikiran," kata Fernando kepada GenPI.co, Selasa (13/7).
Kekhawatiran dari Jokowi harus dibalas dengan tuntas. Fernando mengatakan, Panglima TNI dan Kapolri perlu membuat sistem pendidikan bersama antarcalon anggota dua institusi tersebut.
"Hal itu bisa dilakukan pada akhir masa pendidikannya," katanya.
Dengan adanya program pendidikan bersama, diharapkan tertanam jiwa korsa untuk NKRI, bukan hanya untuk kesatuannya saja.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memberi pesan penting agar TNI dan Polri saling menghindari gesekan.
Fernando pun mencontohkan dua institusi itu sempat bersitegang, seperti saat pembakaran Mapolres Ciracas pada 2020 dan peristiwa yang baru baru ini terjadi saat anggota Paspampres mendatangi Mapolres Jakarta Barat.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News