Akademisi Blak-blakan: Mungkin Satu Minggu Lagi Terjadi Sesuatu..

21 Juli 2021 05:20

GenPI.co - Akademisi Rocky Gerung kembali buka suara terkait permasalahan penanganan pandemi covid-19 di Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal tersebut diungkapkan Pengamat Politik ini dalam video yang diunggah di akun YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (20/7).

Menurut Rocky Gerung, bahwa publik Indonesia tak perlu sampai jauh-jauh membandingkan situasi dengan di Eropa dan Amerika Serikat.

BACA JUGA:  Air Rebusan Cengkih Ternyata Sangat Mujarab, Khasiatnya Cespleng

Sebab, kondisi Indonesia dibandingkan beberapa negara tetangga saja sudah jauh berbeda.

"Malaysia saja sudah mulai mengalami keresahan sosial dan ekonomi hingga meminta perdana menterinya mundur," jelas Rocky Gerung dikutip GenPI.co, Selasa (20/7).

BACA JUGA:  Stamina Strong! Geprek Bawang Putih Tunggal Khasiatnya Cespleng

Rocky Gerung mengakui, hal tersebut mengejutkan. Pasalnya, sistem kesehatan Malaysia jauh lebih baik dari Indonesia dan siap dalam menghadapi pandemi.

"Penduduknya juga lebih sedikit dan lebih mudah diatur. Secara etnis ada ketegangan, tetapi bisa diselesaikan dalam sistem politik," ungkapnya.

BACA JUGA:  Pakar Hukum: Sebenarnya Kelas Jokowi Itu Adalah Wali Kota...

Namun, Rocky Gerung mengatakan bahwa apa yang terjadi di Indonesia tak sekadar rumit, tetapi sudah simpang siur.

"Dari soal dana yang tidak benar, lalu ada omongan dari tiap-tiap menteri. Orang jadi tak paham apa yang sebenarnya sedang berlangsung," ujarnya.

Mantan dosen filsafat Universitas Indonesia itu menilai bahwa masyarakat Indonesia tak hanya bersiap untuk guncangan pandemi dan ekonomi, tetapi juga perubahan politik.

"Mungkin satu minggu lagi sesuatu berlangsung di kabinet, lalu ada yang mengundurkan diri, lalu terjadi gempa bumi politik. Bisa macam-macam itu," bebernya.

Selain itu, Rocky Gerung juga mengungkapkan pejabat publik, mulai dari anggota DPR sampai kepala daerah, yang meminta aparat penegak hukum tidak melakukan konfrontasi terhadap pedagang kaki lima.

Menurut Rocky Gerung, tidak ada rakyat yang ingin saling konfrontasi. Pasalnya, kedua pihak tak akan saling konfrontasi jika tak terganggu psikologisnya.

"Rakyat tidak akan konfrontasi jika mereka disediakan kebutuhan sehari-hari. Aparat juga tak akan berselisih dengan rakyat, jika rakyat tak menuntut lebih," jelas Rocky Gerung.

Rocky menilai bahwa anggota DPR yang mengimbau hal tersebut sebenarnya tak paham problem yang terjadi di lapangan.

"Kerusuhan itu berlangsung karena kebutuhan basic needs, jadi tak mungkin didamaikan. Menyuruh orang lapar tidak konfrontasi itu percuma," ungkapnya.

Rocky Gerung mengatakan bahwa dalam hierarki kebutuhan manusia, urusan perut lebih mendasar dari masalah ideologi.

"Soal material itu selalu mendahului hal-hal yang sifatnya ideologis," katanya.

Rocky Gerung pun mengakui bahwa anggota DPR sudah tak punya kemampuan menilai kerja Pemerintah Jokowi. Oleh karena itu, mereka kini mulai mencari-cari kesalahan di rakyat kecil.

"Di sisi lain, rakyat bilang problemnya tidak ada di mereka, tapi di Istana. Jadi, tolong DPR bicara ke Istana untuk melakukan kebijakan radikal agar tak ada konfrontasi," paparnya.

"Radikal itu patuhi undang-undang karantina agar tak ada konfrontasi. Orang tak akan tumpah ke jalan kalau diasuh makanannya sehari-hari, dia akan di rumah saja," pungkasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co