GenPI.co - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun menilai popularitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam temuan survei Indostrategic didapat dari kegagalannya menjadi presiden.
Sebelumnya, Indostrategic membeberkan hasil survei yang menunjukkan bahwa Prabowo Subianto menempati posisi teratas sebagai calon presiden pilihan masyarakat.
Dalam temuan tersebut Prabowo memiliki dukungan sebanyak 17,5 persen responden, disusul oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan angka 17 persen.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik ini dalam video yang ditayangkan dalam Kanal YouTube Refly Harun.
"Prabowo adalah mantan calon dua presiden dan satu wakil presiden. Jadi, daya ingat publik itu masih kuat," jelas Refly Harun dikutip GenPI.co, Jumat (5/8).
Akademisi itu menilai, dalam rumus pemilu yang terpenting adalah dikenal oleh publik agar kesempatan dan peluang dipilih semakin besar.
Selain itu, Refly Harun juga mengungkapkan, bahwa para pendukng Anies Baswedan berkah bersuka cita atas capaiannya.
"Anda yang pendukung Anies, ya boleh lah senang sedikit, pendukung Prabowo juga senang lah pastinya," ungkap Refly Harun.
Tak hanya itu, Refly Harun juga menyelipkan nama Ketua DPR RI Puan Maharani yang tidak masuk dalam urutan teratas calon presiden pilihan masyarakat.
"Pendukung Puan Maharani ya sedih lah sedikit, karena masih kecil (nilainya)," ujarnya.
Namun, menurut Refly Harun, dirinya ragu bila Prabowo Subianto akan maju bersama Anies Baswedan.
Sebab, menurut Refly Harun, Anies Baswedan sempat menolak tawaran menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto.
Refly Harun juga mengatakan bahwa Anies punya kesempatan menjadi presiden jika dirinya didukung oleh satu partai dan bergabung dengan Golkar.
Apalagi menurutnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto terlalu fleksibel dalam pemilihan umum 2024 yang akan datang.
"Airlangga sangat fleksibel untuk menjadi cawapres. Secara teori, Golkar bisa bergandeng dengan Anies dengan syarat Anies diendors oleh salah satu partai kecuali PPP," jelasnya.
Menurutnya, relatif mudah untuk menjadikan Anies Baswedan sebagai presiden.
"Intinya, sepanjang dia kuat, nanti partai akan berbondong-bondong datang kepadanya. Itu kuncinya," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News