GenPI.co - Lembaga Kajian Demokrasi Public Virtue Research Institute (PVRI) membuat sebuah petisi berisi desakan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memecat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri.
Petisi tersebut dibuat agar keputusan KPK untuk menjalankan tindakan korektif Ombudsman RI atas Laporan Akhir Hasil Pemeriksaan (LAHP), maladministrasi pada pelaksanaan alih status pegawai KPK.
Merespons hal tersebut, mantan Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai, bahwa sangat disayangkan bila Firli Bahuri disingkirkan karena banyak dukungan masyarakat terhadap dirinya.
"Firli Bahuri sudah bertindak tegas, sebab selama ini KPK adalah garda terdepan dan menjadi lembaga yang paling ditakuti untuk memberantas korupsi dibandingkan dengan Kejaksaan Agung dan Tipikor," jelas Ferdinand Hutahaean kepada GenPI.co, Selasa (10/8).
Ferdinand Hutahaean menilai, bahwa KPK saat ini sudah mulai redup padahal masyarakat banyak berharap.
Seharusnya, KPK akan menjadi lembaga yang ditakutkan di Indonesia untuk memberantas korupsi.
"Saya melihat lembaga KPK ini malah sibuk dengan dirinya sendiri, tidak sibuk dengan pemberantasan korupsi," ungkapnya.
Pria berdarah Batak ini menjelaskan, bahkan saat ini KPK cenderung mengeluarkan banyak istilah-istilah menyimpang, mulai dari kelebihan bayar, Formula E hingga ke mana APBD DKI Jakarta yang selalu di pertanyakan publik.
"Kenapa KPK tidak turun secara langsung untuk memeriksanya? ini menjadi salah satu faktor yang membuat masyarakat kesal dengan KPK dan Firli Bahuri," bebernya.
Pria yang pernah memimpin Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) berharap, Firli Bahuri bisa menunjukan bahwa KPK bisa menjadi sebuah lembaga yang ditakuti untuk memberantas korupsi.
"Kalau tidak memiliki gairah untuk memberantas korupsi, lebih baik di bubarkan. Bahkan Firli mundur saja karena tidak bisa mengusut dugaan-dugaan korupsi, khususnya yang ada di APBD Jakarta," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News