Hasil Survei Mencengangkan: OMG, Kinerja Jokowi & Ma'ruf Ternyata

14 Agustus 2021 17:38

GenPI.co - Indonesia Political Opinion (IPO) merilis bahwa dari 1.200 responden, sebanyak 67 persen masyarakat tidak puas dengan kebijakan PPKM yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Jadi 67 persen tidak puas, 14 persen puas, sedangkan 19 persen ragu-ragu," ujar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam laporannya di publikasi survei nasional dan kajian opini publik bertajuk 'Refleksi Penanganan Pandemi dan Dampak Konstelasi Politik 2024, Sabtu (14/8/2021).

IPO juga mengeluarkan persepsi publik sebesar 42 persen responden menyatakan tidak puas dengan kinerja Jokowi dalam penanganan pandemi Covid-19, hanya tujuh persen saja yang puas, sedangkan sisanya 52 persen ragu-ragu.

BACA JUGA:  Suara Lantang Anggota DPR RI Seret Jokowi: Intervensi yang Cermat

"Persepsi ketidakpuasan terhadap kinerja presiden dalam penanganan pandemi Covid-19 cukup tinggi, jika dibandingkan dengan Survei IPO periode April 2021," jelas dia.

Selain itu, ketidakpuasan publik turut terlihat terhadap kinerja Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin dengan sebanyak 58 persen responden menyatakan tidak puas, 32 persen puas, sedangkan sepuluh persen ragu-ragu.

BACA JUGA:  Pentolan PA 212 Sentil Keras Polisi: Jokowi Harus Ditangkap...

"Terjadi penurunan tajam angka persepsi kepuasan pada kinerja Wakil Presiden. Periode April 2021 Wapres mendapat persepsi kepuasan 36 persen, berbanding ketidakpuasan 51 persen. Secara umum Wapres dianggap tidak memuaskan pada kontribusi dampak sosial, ekonomi dan hukum," tuturnya.

Di sisi lain, 78 persen responden juga menilai kebijakan PPKM Darurat tidak tepat, hanya 22 persen yang mendukung program tersebut.

BACA JUGA:  Kinerja Menteri Jokowi Mengecewakan, Pengamat: Perlu Reshuffle

Kemudian, responden menilai pelaksanaan PPKM sejauh ini sudah cukup dan tidak perlu dilanjutkan sebanyak 54 persen, kemudian tingkat kepatuhan responden dalam mematuhi instruksi protokol kesehatan sebanyak 83 persen.

Selama pelaksanaan PPKM responden tetap beraktivitas seperti biasa sebanyak dan responden mengalami penurunan pendapatan selama program berlangsung sebanyak 62 persen.

Adapun, periode survei ini dilaksanakan pada 2-10 Agustus 2021.

Metode survei yang dilakukan IPO, yakni terlebih dulu menentukan sejumlah desa untuk menjadi sampel.

Pada setiap desa terpilih akan dipilih secara acak, menggunakan random kish grid paper, sejumlah 5 RT.

Pada setiap RT dipilih 2 keluarga, dan setiap keluarga akan dipilih satu responden dengan pembagian laki-laki untuk kuesioner bernomor ganjil, perempuan untuk bernomor genap, sehingga total responden laki-laki dan perempuan pada pembagian 50:50.

Pada tiap-tiap proses pemilihan selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak. Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (sampling error) 2,50 persen, dengan tingkat akurasi data 97 persen.

Pengaturan pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sample bertingkat.

Survei ini mengambil representasi sample sejumlah 1.200 responden yang tersebar proporsional secara nasional.(tan/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co