GenPI.co - Akademisi Rocky Gerung blak-blakan buka suara terkait pernyataan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko terkait cara menghormati Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal tersebut diungkapkan pengamat sosial dan politik dalam video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (19/8).
Rocky Gerung mengungkapkan, bahwa Jokowi bukan orang tua karena orang tua itu tidak bisa tergantikan oleh siapa pun.
Mantan Dosen Ilmu Filsafat Universitas Indonesia itu pun lantas mengajak publik untuk menghilangkan stigma yang dinilai feodal tersebut.
"Orang tua itu enggak bisa tergantikan oleh siapa pun. Jadi, presiden itu bukan orang tua, kita harus hilangkan feodalisme itu," jelas Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung, bahwa Jokowi dipilih rakyat untuk memimpin Indonesia.
Oleh sebab itu, apabila kinerjanya dinilai tidak memuaskan, maka Jokowi dapat diturunkan dari jabatannya.
"Presiden dipilih untuk memimpin kita. Presiden dipilih untuk bisa diturunkan," ungkapnya.
Tak hanya itu, Rocky Gerung juga menilai Moeldoko belum memahami soal perbedaan antara presiden dengan orang tua.
Menurut Rocky Gerung, presiden itu dapat diganti setiap 5 tahun sekali, sedangkan orang tua itu bersifat kekal dan tidak bisa diganti.
"Presiden dapat diganti setiap 5 tahun, kalau orang tua itu nggak bisa diganti dan sifatnya kekal," jelas Rocky Gerung.
Rocky Gerung pun menegaskan, Moeldoko menginginkan Presiden Jokowi menjadi presiden seumur hidup.
"Dia (Moeldoko) ingin Jokowi jadi presiden seumur hidup. Moeldoko ngomong seperti itu untuk menghalangi orang yang ingin kritik," tegasnya.
Sebelumnya, Moeldoko menggambarkan Presiden Jokowi sebagai sosok orang tua yang mesti dihormati rakyat Indonesia.
Pernyataan ini diucapkan Moeldoko sebagai respons terkait polemik penghapusan mural ‘Jokowi 404: Not Found’.
"Presiden (Jokowi) adalah orang tua kita, yang sangat perlu kita hormati," ujar Moeldoko, Rabu (18/8).(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News