GenPI.co - Akademisi Politik Philipus Ngorang blak-blakan memberikan komentar terkait pernyataan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang menyatakan bahwa vaksinasi ideologi juga penting dilaksanakan.
Hal itu harus dilakukan untuk meningkatkan ketahanan ideologi masyarakat di tengah pandemi covid-19.
Pasalnya, ada potensi bangkitnya nilai-nilai individualisme, komunisme, intoleransi, separatisme, radikalisme, terorisme, dan etnonasionalisme.
"Semuanya berpotensi bangkit di tengah ketidakpastian akibat pandemi covid-19," kata Bambang Soesatyo dalam pidato pembukaan Sidang Tahunan MPR, Senin (16/8).
Merespons hal itu, Philipus Ngorang menilai ada beberapa paham dalam masyarakat Indonesia yang membuat masyarakat kurang maju, terutama yang berkaitan dengan ketidakpercayaan terhadap covid-19.
Namun, Philipus Ngorang meragukan maksud dari komunisme yang disebut oleh Bambang Soesatyo.
"Komunisme itu sebenarnya apa dan siapa yang dimaksud?" ujar Philipus Ngorang kepada GenPI.co, Sabtu (21/8).
Pasalnya, komunisme sudah mati di seluruh dunia, bahkan di China yang terkenal dengan sistem partai tunggal.
"Di China yang partai tunggal juga sudah tidak murni komunisme. Uni Soviet juga sudah runtuh dari berpuluh tahun yang lalu. Hanya bikin takus saja," ungkapnya.
Philipus Ngorang pun mempertanyakan maksud dari pemerintah yang takut terhadap kebangkitan komunisme.
Pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu menilai pemerintah hanya menimbulkan ketakutan.
"Mau apa lagi? Ini hanya menghidup-hidupkan apa yang sudah mati," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News