GenPI.co - Akademisi Politik Philipus Ngorang ikut buka suara terkait pernyataan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang menyatakan bahwa vaksinasi ideologi juga penting dilaksanakan.
Hal itu harus dilakukan untuk meningkatkan ketahanan ideologi masyarakat di tengah pandemi covid-19.
Pasalnya, ada potensi bangkitnya nilai-nilai individualisme, komunisme, intoleransi, separatisme, radikalisme, terorisme, dan etnonasionalisme.
"Semuanya berpotensi bangkit di tengah ketidakpastian akibat pandemi covid-19," kata Bambang Soesatyo dalam pidato pembukaan Sidang Tahunan MPR, Senin (16/8).
Merespons hal tersebut, Philipus Ngorang mengatakan bahwa tak ada nilai pasti untuk menuduh seseorang atau suatu kelompok menganut komunisme.
"Ajaran komunis itu apa indikatornya? Lalu, orang dicap menganut komunisme itu seperti apa?" jelas Philipus Ngorang kepada GenPI.co, Sabtu (21/8).
Lebih lanjut, pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu menilai terorisme dapat terlihat jelas dari tindakannya.
Namun, Philipus Ngorang menegaskan bahwa terorisme merujuk pada semua jenis tindakan teror.
"Ini bukan menyangkut agama tertentu saja. Teroris itu pelaku yang melakukan tindakan teror," ungkapnya.
Philipus Ngorang mengatakan bahwa terorisme selama ini selalu dicap kepada agama tertentu.
"Namun, itu tidak merujuk kepada agama yang selama ini dipahami. Semua agama, selama pelakunya melakukan teror, itu terorisme," kata Philipus Ngorang.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News