GenPI.co - Pengamat politik Zaki Mubarak menyebut dengan tegas bahwa Front Pembela Islam (FPI) bukan contoh demokrasi.
"Memang tidak memberi contoh demokrasi, tetapi tentang amar ma'ruf nahi mungkar (menyerukan kebaikan, mencegah kemungkaran)," ujar Zaki kepada GenPI.co, Senin (13/9).
Akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) itu menyebut FPI menitikberatkan kepada nahi munkar-nya. Terlihat saat semangat awal FPI berdiri.
"Makanya FPI aktif menyerang dan mengobrak-abrik lokasi-lokasi kemaksiatan (perjudian, prostitusi, penjualan miras, dsb, red)," jelasnya.
Dia menjelaskan bagi sebagian orang, FPI identik dengan anarki. Padahal, itu sesuai dengan semangat awal yang sudah disebutkan di atas itu.
"Memang belakangan bergeser lebih politis, ikut dalam mobilisasi Pilpres 2014 dan 2019," tuturnya.
Dia menjelaskan bahwa FPI dasarnya tidak percaya dengan demokrasi.
Bahkan, dia mengungkapkan bahwa eks Imam besar FPI Habib Rizieq Shihab sering mengatakan "di dalam demokrasi, suara ulama dan pelacur dihitung sama".
"Secara normatif dia mendukung sistem Syuto, tapi bentuknya sepeti apa tidak begitu jelas," lanjutnya.
Dirinya menduga hal tersebut sebagai pemerintahan ulama. Sehingga, hal itu dikatakan FPI bukanlah contoh demokrasi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News