GenPI.co - Pakar politik, Rochendi, menyoroti isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin melakukan reshuffle kabinet pada Oktober 2021.
Menurut Rochendi, reshuffle tersebut ada implikasi dengan bergabungnya PAN dengan koalisi partai politik pendukung pemerintahan Jokowi.
"Namun, pertanyaannya adalah apakah reshuffle itu untuk memperbaiki kinerja pemerintah? Atau hanya untuk mengamankan status quo?" ujar dia kepada GenPI.co, Rabu (15/9/2021).
Rochendi pun mempertanyakan mengapa Presiden Jokowi tak pernah menegur para menteri yang kinerjanya tidak baik.
"Ini kelihatannya menteri jalan ke mana, Jokowi jalannya ke mana. Suka-suka mereka saja, kan," ungkap dia.
Akademisi ilmu pemerintahan itu menambahkan ada cara lain yang bisa dilakukan pemerintahan Jokowi jika ingin membangun kembali kepercayaan publik dan perekonomian di masa pandemi Covid-19.
"Para menteri di bidang ekonomi itu yang harus diperkuat, bukan hanya bagi-bagi kekuasaan saja dan menambah beban anggaran," katanya.
Rochendi juga mengambil contoh proyek renovasi ruang kerja Mendikbudristek Nadiem Makarim dengan anggaran mencapai Rp 6,5 M.
Hal tersebut dinilai sebagai salah satu aktivitas pemerintah yang memberatkan beban anggaran negara.
"Apakah etis dilakukan dalam situasi seperti ini? Lalu, apakah kantornya itu tidak layak, sehingga harus direnovasi saat ini?" ungkap dia.
Rochendi turut menilai pemerintah Jokowi yang menganggarkan dana untuk melakukan renovasi itu disebut lagu lama.
"Itu dalih sudah lama dipakai. Namun, apakah renovasi itu memenuhi rasa keadilan di tengah situasi di saat orangtua mengalami kesulitan membeli kuota untuk sekolah anaknya?" tuturnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News