GenPI.co - Direktur Eksekutif PUSPOLL Indonesia, Muslimin Tanja, mengatakan bahwa Indonesia memiliki tantangan yang berat dalam menghadapi Pemilu 2024.
Pasalnya, Indonesia tengah mengalami badai bonus demografi, yang mana generasi muda berjumlah lebih banyak daripada angkatan umur lainnya.
“Hal ini harus diiringi dengan kesiapan kita untuk memfasilitasi para anak muda, terutama dari partai politik,” ujar Muslimin Tanja dalam acara webinar Suara Milenial Indonesia (SMI), Jumat (17/9).
Tanja menilai bahwa generasi muda memiliki pemikiran yang lebih segar dan kreatif.
“Oleh karena itu, tantangan Pemilu 2024 sangat berbeda dengan Pemilu 2019,” ungkapnya.
Peneliti itu pun memaparkan beberapa tantangan yang akan dihadapi Indonesia menjelang Pemilu 2024.
Pertama, politik mobilisasi akan cenderung berkurang dan beralih ke demokrasi digital.
“Seorang aktor politik harus mampu menyerap dinamika politik saat ini dan harus paham bagaimana cara merangkul kaum milenial,” paparnya.
Kedua, adanya keharusan untuk menepis isu nasionalis dan religius. Sebab, generasi milenial menerima arus informasi yang deras terkait suatu hal.
“Model isu politik seperti itu sudah harus diubah,” tuturnya.
Meskipun demikian, Tanja menilai bahwa Indonesia juga tetap akan menerima keuntungan dari kondisi tersebut, terutama dalam persoalan biaya.
“Biaya politik akan menjadi lebih murah dan tak lagi ada mobilisasi yang biayanya mahal,” katanya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News