GenPI.co - Pengamat politik Rocky Gerung memberikan tanggapan atas polemik yang terjadi antara Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dengan aktivis Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.
Seperti diketahui, kuasa hukum Luhut, Juniver Girsang, mengaku pihaknya sempat menawarkan opsi damai ke Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti.
Syaratnya, sang aktivis mau meminta maaf dan mengoreksi pernyataan mereka di YouTube.
Namun, kedua aktivis itu menolak syarat tersebut.
Menurut Rocky, kekuasaan tak bisa memaksa pihak lain untuk meminta maaf karena akan menyebabkan preseden.
“Dianggapnya jadi bahwa semua orang harus meminta maaf kepada kekuasaan,” ujarnya dalam video di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin (27/9).
Rocky mengatakan kasus tersebut mungkin memang menyangkut nama baik Luhut Binsar Pandjaitan.
Namun, di belakang nama Luhut ada kepangkatan dan jabatan tinggi.
“Jadi, tidak bisa pejabat publik meminta rakyat untuk meminta maaf,” katanya.
Akademisi itu bahkan menilai Juniver Girsang tidak paham dwifungsi yang dimiliki seorang Luhut, yaitu tubuh politik dan pribadi.
“Wajar jika publik menilai Luhut minta orang lain minta maaf karena jabatan yang dimilikinya, padahal permintaan maaf itu adalah hubungan kesetaraan status” ungkapnya.
Rocky memaparkan bahwa hal tersebut akan berbeda jika Luhut adalah orang biasa.
“Ini bukan antarpribadi saja, tetapi juga apa yang ada dibelakang nama Luhut. Itu bisa menjadi teror,” paparnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News