GenPI.co - Wakil Ketua Komisi II DPR Luqman Hakim menilai bahwa ada kesamaan politik Indonesia hari ini dengan zaman Orde Baru (Orba).
Menurut Luqman, kedaulatan rakyat dibajak oleh uang yang masih dilakukan dalam praktik money politics.
“Transaksi money politics bahkan juga terindikasi dilakukan pada Pilpres 2019 dan Pilkada 2020,” ujarnya dalam webinar “Sukses Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 di Tengah Pandemi Covid-19”, Selasa (28/9).
Luqman bahkan menilai praktik money politics sudah seperti menjadi budaya terbuka dalam tiap pemilu.
“Seakan tak ada penegakkan hukum atas praktik money politics itu,” ungkapnya.
Politisi PKB itu mengaku resah dengan praktik money politics dalam pemilu.
“Sebab, ketika pemilu yang berbiaya mahal, kekuasaan yang terpilih akan cenderung untuk melakukan tindak korupsi,” tuturnya.
Luqman mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah sesuatu yang diinginkan oleh Indonesia yang menganut asas demokrasi.
“Tentu kita ingin pemilu ini menghasilkan kekuasaan yang makin berkualitas dan menggunakan kekuasaannya untuk membangun kesejahteraan rakyat, bukan untuk melayani kelompok tertentu,” katanya.
Lebih lanjut, Luqman pun menegaskan bahwa pihaknya sebagai bagian dari pemerintah terus untuk menangani pandemi covid-19.
Oleh karena itu, Luqman optimis pandemi covid-19 bisa berakhir secepatnya.
“Jadi, semoga Pemilu 2024 bisa berlangsung di saat bangsa ini sudah terbebas dari pandemi covid-19,” tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News