Isu Komunisme Berhembus, Gatot Nurmantyo Disebut Pansos

01 Oktober 2021 16:40

GenPI.co - Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo ingin panjat sosial (pansos) dengan menggaungkan isu komunisme dan PKI.

Kendati demikian, Adib menilai isu komunisme ini tidak akan laku selama era pandemi covid-19 terus berlangsung.

“Kalau saat pandemi gini ya jadi tidak menarik lagi. Rakyat masih sibuk soal perutnya,” ujar Adib Miftahul kepada GenPI.co, Jumat (1/10).

BACA JUGA:  Lodewijk F Paulus Sentil Gatot Nurmantyo: Siapa yang Menyusupi?

Menurutnya, apa yang diserukan Gatot Nurmantyo hanyalah permainan komoditas politik. Namun, dirinya mengakui bahwa seorang tokoh memag harus memiliki permainannya sendiri.

“Pak Gatot memang harus punya mainan kalau memang dia mau diperhitungkan di 2024. Akan tetapi, isu yang dimainkan Pak Gatot seharusnya berbobot,” katanya.

BACA JUGA:  Gatot Nurmantyo vs Letjen Dudung, PA 212: Wajib Dikembalikan!

Adib juga mengatakan bahwa isu komunisme tidak akan menarik untuk kalangan orang-orang yang terdidik. Sebab, masyarakat telah jengan dengan isu PKI.

“Bahkan, Komunis ini cenderung sudah tidak ada. Saya sendiri menilai bahwa PKI tidak ada lagi, kan ideologinya sudah kalah dengan Kapitalis,” ujarnya.

Walakin, Adib menilai isu tersebut menjadi pertahanan terakhir Gatot Nurmantyo untuk mempertahankan popularitasnya dalam jangka panjang.

“Pak Gatot memang harus memainkan isu terus menerus. Karena pertarungan di 2024 masih panjang,” katanya.

Dirinya juga berharap semua pihak untuk adil dalam berpendapat dan menyatakan bahwa isu komunis telah selesai.

“Kalau masih menganggap Komunis ada, berarti kita juga tidak melihat kinerja TNI, Bin, dan Kepolisian,” katanya.

Kendati demikian, dirinya memang menyetujui bahwa Indonesia punya sejarah kelam. Akan tetapi, menurut Adib, isu tersebut dijadikan komoditas politik oleh Gatot Nurmantyo.

“Negara mana yang masih mempertahankan ideologi Komunis? Korea Utara? Sudah tidak lku lagi ideologi ini di dunia. Terlebih lagi Indoneia, sukanya lebih ke Kapitalis,” tandasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co