GenPI.co - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis blak-blakan mewanti-wanti bahwa Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki libur pada hari besar keagamaan.
Hal tersebut diungkapkan KH Cholil Nafis melalui cuitan di Twitter miliknya.
Namun, belakangan ini karena pandemi, momentum hari besar keagamaannya dengan liburnya tidak lagi sama.
"Indonesia paling banyak libur kerja karena menghormati hari besar keagamaan (HBK). Jadi libur itu mengikuti HBK bukan HBK yang mengikuti hari libur," tegas KH Cholil Nafis dikutip GenPI.co, Senin (11/10)
"Jika ada penggeseran hari libur ke setelah atau sebelum HBK berarti bonus karena kita memang selalu libur," sambungnya.
Salah satu libur hari besar keagamaan yang digeser sebelumnya adalah Tahun Baru Islam.
Ini dilakukan lantaran kasus Covid-19 secara nasional sedang tinggi.
Kini, yang terbaru, Kemenag juga menggeser libur untuk momentum Maulid Nabi Muhammad.
Maulid yang bertepatan pada 19 Oktober liburnya digeser pada 20 Oktober 2021.
Menurut KH Cholil Nafis, dengan melihat perkembangan kondisi pandemi, dia melihat kebijakan untuk menggeser libur hari besar keagamaan saat ini sudah tidak pas lagi.
KH Cholil Nafis menegaskan, semestinya tidak perlu ada lagi pergeseran libur, toh di mana-mana orang sudah banyak berkerumun.
"Saat WFH dan Covid-19 mulai reda, bahkan hajatan nasional mulai normal. Sepertinya menggeser hari libur keagaaman dengan alasan agar tak banyak mobilitas liburan warga dan tidak berkerumun sudah tak relevan," ungkap KH Cholil Nafis.
"Keputusan lama yang tak diadaptasikan dengan berlibur pada waktunya merayakan acara keagamaan," imbuh KH Cholil Nafis.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News