GenPI.co - Istilah politik gentong babi disematkan pada menteri yang kebelet nyapres dengan menggunakan dana publik untuk mempengaruhi rakyat agar memilihnya pada Pilpres 2024.
Menanggapi itu, Pengmat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga, mengatakan hal itu bisa saja terjadi.
"Terutama menteri yang tugas dan fungsinya (tupoksinya,red) bersentuhan langsung dengan masyarakat," ujar Jamiluddin kepada GenPI.co, Selasa (19/10).
Para menteri itu bisa saja mengkonversi beberapa program untuk digunakan kampanye secara indirect.
"Menteri membawa program ke masyarakat bukan untuk kepentingan negara tetapi mengarah nyapres," tuturnya.
Kampanye indirect itu, lanjut Jamiluddin menggunakan dana negara dengan memanfaatkan masyarakat.
Apalagi, saat ini sebagian masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Kelompok masyarakat seperti ini tentu potensial dipengaruhi politik gentong babi," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News