GenPI.co - Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi mengatakan secara struktural dan institusional, demokrasi Indonesia telah jauh berkembang saat ini.
Namun, demokrasi kultural Indonesia masih banyak kelemahan. Menurut Pramono, sistem dan regulasi pemilu hari ini juga sudah jauh lebih demokratis.
“Lalu, lembaga penyelenggara pemilunya juga jauh lebih independen dan pemilihan timnya jauh lebih inklusif,” katanya dalam Pertemuan Nasional JPPR, Rabu (20/10).
Pramono memaparkan bahwa kita harus bisa mengakui perangkat keras dari demokrasi elektoral Indonesia sudah sangat berkembang.
Namun, sudah bagusnya demokrasi elektoral itu tak didukung dengan basis kultural yang kokoh.
“Misalnya, hasil survei kerap menampilkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak setuju dengan sistem pemilu sebagai prosedur demokrasi.
Selain itu, partisipasi pemilih sebagian besar masih didorong oleh mobilisasi dan transaksi politik, bukan secara sukarela.
“Kesediaan masyarakat untuk menerima perbedaan pilihan politik masih cukup rendah, bahkan makin turun,” ungkapnya.
Lalu, maraknya hoaks juga menjadi media penyebaran disinformasi dan ungkapan kebencian.
“Jadi, di satu sisi demokrasi struktural dan institusional sudah baik, tapi dari basis kultural masih cukup lemah,” ujarnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News