GenPI.co - Pengamat politik Ujang Komarudin membeberkan alasan mengapa banyak pejabat yang akhirnya mewariskan jabatannya kepada kerabatnya.
Menurut Ujang, hal tersebut merupakan upaya untuk menyembunyikan dan mengamankan dosa-dosa politik yang telah ditimbun saat orang tersebut menjabat.
"Kenapa kepala daerah itu banyak yang mewariskan jabatannya ke keluarga? Entah ke anak atau istrinya? Karena untuk mengamankan kasus-kasus dia," ujar Ujang dalam diskusi virtual, Jumat (22/10).
Dirinya lantas memberikan contoh salah satu daerah yang pernah diamankan karena dosa politik saat menjabat.
"Akhirnya setelah sekian lama menjabat orang itu ketangkep juga. Banyak contohnya walaupun dia berprestasi. Salah satu contohnya di Jawa Timur, saya tidak bisa sebutkan daerahnya," katanya.
Menurut Ujang, sosok yang tak disebutkan namanya itu merupakan orang yang baik dan cerdas. Akan tetapi setelah dia menjabat 2 periode, jabatanya turun kepada istrinya.
"Ini yang jadi persoalan, artinya tetap saja pejabat itu memang ingin mengamankan kasus-kasusnya. Hal ini terjadi di berbagi daerah," katanya.
Oleh sebab itu, Ujang menilai presiden boneka akan muncul pada 2024. Sebab, menurutnya elite-elite berupaya untuk menutupi boroknya pemerintahan hari ini.
Lebih lanjut Ujang mengatakan, presiden baru yang tidak mengikuti keinginan oligarki warisan rezim sebelumnya akan melakukan manuver untuk membersihkan rezim baru gubahannya.
"Kalau presidennya ini bersih, oligarki pasti akan disikat. Dicari-cari agar bisa djtangkap lewat instrumen hukum. Baik lewat KPK, kejaksaan, atau kepolisian," katanya.
Bukan tanpa alasan, menurutnya, presiden bersih yang tidak bisa dipegang oleh oligarki akan menggunakan alat hukum di Indonesia sebagai instrumen untuk menekan lawan politiknya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News