GenPI.co - Pengamat Politik Ujang Komarudin mengungkapkan personal branding dalam kontestasi politik bisa jadi penyebab tumbuh suburnya politik identitas.
Kendati demikian, personal branding atau pembangunan citra seseorang atau partai adalah hal yang wajar.
"Faktor pertama adalah upaya pembangunan citra publik figur untuk mendapatkan dukungan,” ucap Ujang di DPR RI, Rabu (27/10).
Namun, personal branding tersebut bisa membangun figur seseorang.
“Bagaimana seorang tokoh membangun pencitraan makanya setiap figur akan membangun kekuatan pencitraan yang luar biasa," imbuhnya.
Dosen Universitas Al Azhar Indonesia itu mengatakan faktor lain yang lebih sering meruncingkan politik identitas.
"Kedua, membusuk-busuki lawan politik. Politik identitas dikompori dari yang kedua ini," terangnya.
Ujang juga mengatakan, tumbuh suburnya politik identitas dipengaruhi oleh rendahnya kualitas pendidikan dan permasalahan kemiskinan.
“Membangun demokrasi yang sehat dengan kemiskinan dan kebodohan, tidak bisa," tegas Ujang.
Direktur eksekutif Indonesia Political Review menjelaskan, bahwa di tengah kondisi masyarakat yang demikian, hanya bisa meredam dampak buruk dari politik identitas.
Cara tersebut ialah memunculkan tokoh-tokoh politik yang negarawan.
"Kalau tokoh (politik) hadir sebagai negarawan tidak akan ada politik identitas," tandasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News