GenPI.co - Wakil Ketua Komnas Perempuan Olivia Salampessy mengatakan bahwa masih banyak hal yang bisa digali dari bumi Nusantara, termasuk keragaman budaya berbusana.
Oleh karena itu, Komnas Perempuan menggagas Festival Penutup Kepala Perempuan Nusantara yang merupakan rangkaian kegiatan HUT ke-23 sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Festival tersebut mengusung tema “Merawat Kebangsaan, Merayakan Keberagaman” untuk melawan bentuk-bentuk penyeragaman.
“Keragaman berbusana juga harus dilihat, salah satunya dengan menggali keberagaman penutup kepala para perempuan Nusantara,” ujarnya dalam Festival Penutup Kepala Perempuan Nusantara, Kamis (28/10).
Olivia mengatakan bahwa penutup kepala tersebut digunakan oleh para perempuan untuk mengekspresikan identitas sebagai bagian dari perekat Bhinneka Tunggal Ika.
“Penutup kepala adalah bentuk khazanah budaya yang ada di Nusantara dengan beragam nama dan fungsi. Sayangnya, pengetahuan tersebut masih terbatas,” katanya.
Lebih lanjut, Olivia menuturkan bahwa bentuk-bentuk penyeragaman berbusana tersebut dipaksakan dalam ajaran agama tertentu yang dilegalkan dalam sebuah bentuk kebijakan daerah dan lokalitas.
“Hal tersebut terjadi di lingkungan pendidikan, pemerintahan, hingga kantor swasta,” tuturnya.
Olivia memaparkan bahwa penyeragaman tersebut tak hanya menyangkut pencabutan hak perempuan untuk berekspresi.
Namun, juga pelanggaran hak atas jaminan beragama dan berkeyakinan.
“Penyeragaman tersebut juga merupakan salah satu bentuk pelanggaran konstitusi UUD 1945,” paparnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News