GenPI.co - Peneliti Formappi Lucius Karus menegaskan bahwa tidak ada niat baik dari DPR untuk memperbaiki kinerja dalam bidang legislasi usai dikritik oleh Formappi beberapa waktu lalu.
Saat itu, Formappi mengkritik bahwa DPR Periode 2019-2024 adalah parlemen dengan kinerja terburuk, karena hanya bisa mengesahkan empat RUU prioritas dalam dua tahun pertama.
“Kritikan itu tak memicu semangat DPR untuk membuktikan bahwa tuduhan kami itu sesat,” ujarnya dalam konferensi pers Rilis Evaluasi Kinerja DPR, Kamis (28/10).
Lucius mengatakan bahwa DPR tak memiliki motivasi untuk mengubah predikat atau cap yang ditempelkan Formappi di masa sidang lalu.
“Sampai hari ini, RUU prioritas yang disahkan sejak kritik Formappi hanya satu,” katanya.
Sementara itu, peneliti Formappi I Made Leo Wiratma penilaian Formappi dijabarkan dalam tiga fungsi pokok DPR, yaitu legislasi, anggaran, dan pengawasan.
“Selain itu, ada juga evaluasi kelembagaan,” ungkapnya.
Menurut I Made Leo, kinerja legislasi DPR kembali menorehkan angka merah, karena hanya mampu menghasilkan satu kebijakan, yaitu RUU Harmonisasi Peraturan Perpajakan.
“Ironisnya, pada pembukaan Masa Sidang I ini, ketua DPR menyodorkan tujuh RUU prioritas untuk dibahas,” tuturnya.
Beruntungnya, DPR juga berhasil menyetujui empat RUU kumulatif terbuka.
“Hal itu menjadi berkah bagi DPR untuk menutup kelemahan kinerja legislasi,” paparnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News