GenPI.co - Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai hingga saat ini belum ada sosok juru bicara presiden yang bisa netral dalam menyampaikan pesan Jokowi.
"Sejauh ini hal semacam ini nihil, hasilnya juru bicara cenderung sebagai tim sukses politik, membela tanpa arah dan semakin mengaburkan pesan," ujar dia kepada GenPI.co, Minggu (31/10/2021).
Menurutnya, hal tersebut menjadi pemantik polemik dan kegaduhan selama ini dalam pemerintahan Jokowi.
Oleh karena itu, dirinya berharap pengganti Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman adalah sosok yang bisa berkomunikasi dengan baik dan bisa beradaptasi dengan pola pikir presiden.
"Mampu beradaptasi dengan pola pikir dan pola kerja presiden, sehingga tidak terjadi pembiasan dalam menyampaikan informasi dari presiden," jelasnya.
Tidak hanya itu, selain komunikasi yang baik, Dedi juga menyatakan bahwa sosok tersebut juga perlu memahami konteks yang ingin disampaikan oleh pihak istana.
"Penting sekali memiliki kemampuan menafsir informasi istana. Bukan hanya apa adanya, melainkan memahami konteksnya," ungkap dia.
Lebih lanjut, menurutnya, kemampuan berbicara yang baik sangat diperlukan agar juru bicara tidak jadi sekadar pembela personal presiden.
"Agar sosok ini bisa jadi mediator pesan publik yang baik," terang dia.
Seperti diketahui, Fadjroel Rachman telak dilantik Presiden Jokowi untuk menjadi duta besar Republik Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan berkedudukan di Nur Sultan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News