GenPI.co - Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti menyoroti sosok KSAD Jenderal Andika Perkasa yang diusulkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggantikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Menurutnya, Jokowi memerlukan sosok KSAD Jenderal Andika karena ada kencenderungan ditinggalkan koalisi partai sebelum perhelatan Pilpres 2024.
“Oleh karena itulah, perlu ditekankan sejak sekarang agar pemilihan Jenderal Andika tersebut tidak akan berujung makin mendekatkan TNI lagi kepada politik,” ujar pengamat Ray kepada GenPI.co, Jumat (5/11).
Bukan tanpa alasan, menurutnya, Jokowi memiliki kencenderungan menarik militer ke dalam politik.
“Satu situasi yang terlihat, akhir-akhir ini, makin sering terjadi. Bahkan urusan menurunkan baliho pun melibatkan TNI,” katanya.
Dirinya lantas mengimbau agar tidak melupakan semangat reformasi angkatan bersenjata yang telah ditanam sejak lama agar profesinalitasnya tetap terjaga.
“TNI yang profesional telah dipupuk sejak era reformasi. Jangan sampai TNI lengah, tertarik kembali ke dunia politik dan mengabaikan tujuan membentuk TNI yang profesional,” ucapnya.
Bukan tanpa alasan, menurut Ray, terpilihnya Andika sebagai calon tunggal Panglima TNI.
“Pak Jokowi membutuhkan figur yang dekat dengan dirinya secara pribadi dan politik, karena tantangan jelang pemilu serentak 2024 tidak mudah,” ujar Ray kepada GenPI.co, Jumat (5/11).
Dirinya juga menilai Jokowi memiliki alasan politis saat memilih KSAD Andika menjadi Panglima TNI.
Sebab, menurutnya, koalisi partainya diduga akan menempuh jalan yang berbeda dengan dirinya menjelang pilpres.
Oleh sebab itu, menurut Ray, Jokowi perlu sosok KSAD Andika Perkasa dan Kapolri Jendral Listyo Sigit yang bisa mengamankan segala bentuk ancaman.
“Untuk itu lah, posisi dari Kapolri dan Panglima TNI jadi penting untuk memastikan keamanan serta stabilitas tetap terjaga,” tandasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News