GenPI.co - Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS, Mulyanto blak-blakan sentil pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terkait virus corona (Covid-19) varian Delta Plus yang disampaikan beberapa waktu lalu.
Dengat tegas, Mulyanto meminta Pemerintah Jokowi yang diwakili Luhut Pandjaitan agar jangan asbun alias asal bunyi mengenai covid-19 varian Delta Plus tersebut jika belum ada bukti ilmiahnya.
Menurut Politikus PKS ini, penjelasan terkait covid-19 varian Delta Plus seharusnya disampaikan oleh otoritas kesehatan berbasis bukti (evidence based) agar lebih objektif.
Bukan malah disampaikan oleh menteri yang ramai disorot publik karena dugaan terlibat dalam bisnis tes PCR.
Sebab, menurut Mulyanto, hal tersebut agar publik yakin bahwa info yang disampaikan mengenai varian Delta Plus itu benar-benar akurat dan objektif, bukan untuk kepentingan kelompok bisnis tertentu.
"Kita ragu atas info (yang disampaikan Luhut) tersebut," tegas Mulyanto dalam ketrangannya kepada wartawan, Rabu (10/11).
Mulyanto menjelaskan, bahwa University of Oxford maupun WHO menyatakan bahwa kecepatan penyebaran maupun efek terhadap imunitas manusia dari varian Delta Plus ini masih belum clear dan belum cukup data.
Menurut Mulyanto, pihaknya pun malah semakin ragu karena informasi mengenai varian Delta Plus itu disampaikan Luhut Pandjaitan.
"Semakin ragu lagi, karena info ini disampaikan Menteri Luhut Binsar Pandjaitan, yang ramai di publik diketahui punya bisnis tes PCR," ungkap Mulyanto.
"Apalagi ujung-ujungnya muncul statement kewajiban uji PCR untuk menghadapi varian delta plus Covid-19 ini. Apa hubungannya? Jangan-jangan hanya sekadar pembenaran untuk bisnis PCR," sambungnya.
Oleh sebab itu, Mulyanto mendesak kepada pemerintah agar konsisten menerapkan kebijakan berbasis riset (reserach based policy).
Agar berbagai program penanggulangan Covid-19 ini dapat berjalan secara efektif dan efisien.
"Jangan sampai menghamburkan sumber daya bangsa untuk hal yang tidak perlu, atau malah hanya sekadar memberi cuan pada pengusaha nakal," tegasnya.
Sebelumnya, Luhut Pandjaitan mengatakan varian AY.4.2 atau virus corona Delta Plus, 15 persen lebih ganas daripada varian Delta.
Oleh karena itu, Luhut meminta masyarakat berhati-hati terhadap potensi paparan varian baru tersebut.
"Kami lihat varian Delta AY.4.2 ini juga 15 persen lebih ganas daripada varian sekarang (varian Delta)," jelas Luhut, dalam konferensi pers melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (8/11).
"Kalau nanti kita atau saudara atau keluarganya kena lagi atau dia sendiri kena, ya silakan leha-leha, tetapi saya tidak mau," sambungnya.
Menurut Luhut Pandjaitan, pemerintah akan menyesuaikan kebijakan untuk mengantisipasi potensi masuknya varian Delta Plus ke Indonesia. Sebab, varian ini telah terdeteksi di Malaysia.
"Saya tetap tegas mengatakan kita akan menyesuaikan dengan antisipasi perilaku pencegahan Covid-19," ujar Luhut Pandjaitan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News