GenPI.co - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai ide untuk menghapuskan presidential threshold kurang bijak.
Pasalnya, menurut Dedi Kurnia Syah, hal tersebut membuat banyak orang berbondong-bondong mencalonkan diri sebagai presiden.
Menurut Dedi Kurnia Syah, bahwa menghapuskan ambang batas pencalonan presiden akan mempersulit pencarian tokoh pemimpin yang potensial.
"Terutama untuk memilih tokoh yang betul-betul potensial. Baik secara kapasitas kepemimpinan, maupun kapasitas politik," ujar Dedi Kurnia Syah kepada GenPI.co, Minggu (12/12).
Selain itu, menurut Dedi Kurnia Syah, membuat presidential threshold menjadi nol juga akan menurunkan, menghilangkan, bahkan menghapus kuasa partai politik di Indonesia.
"Partai politik tidak selalu buruk, partai politik justru menjadi penyaring bagi kelompok-kelompok tertentu yang memiliki potensi luar biasa," katanya.
Namun, dirinya mengaku bahwa fungsi partai politik saat ini belum maksimal dalam mencarikan calon presiden.
"Untuk sekarang hal itu memang belum berfungsi secara benar. Namun, bukan berarti partai politik gagal," jelasnya.
Oleh sebab itu, menurutnya, perlu perbaikan di dalam tubuh partai untuk melakukan kaderisasi yang baik.
"Termasuk juga melakukan upaya untuk mempertahankan efisiensi agar yang kontestasi politik ada batasannya. Tapi batasan itu bukan nol persen," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News