Pengamat Bongkar Pesan 3 Kepala Anjing di Pesantren Habib Bahar

03 Januari 2022 16:40

GenPI.co - Isi pesan 3 kepala anjing di pesantren Habib Bahar dianalisis pengamat. Ada pesan kuat yang pengamat bongkar.

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul memberi tanggapan soal ini.

Seperti diketahui, belum lama ini Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin, Kabupaten Bogor menerima kiriman paket berupa tiga potong kepala anjing yang sudah mati.

BACA JUGA:  Pengakuan Habib Bahar Mengejutkan, Sebut KASAD Dudung

"Saya kira polisi tidak perlu berlebihan dan ungkapkan ini secara detail siapa yang harus bertanggung jawab terhadap teror-teror seperti ini," ujarnya kepada GenPI.co, Senin (3/1).

Menurut Adib, hal tersebut tidak boleh terulang kembali. Pasalnya, perlakuan terhadap Bahar tidak benar dan tidak sesuai dengan demokrasi Indonesia.

BACA JUGA:  Kasus Habib Bahar Bisa Berbuntut Panjang, Siap-siap Saja

"Teror semacam ini tidak sesuai dengan demokrasi yang kita anut. Berbeda pendapat boleh, tapi saya kira kalau sampai ada teror seperti ini tidak dibenarkan juga," ucapnya.

Adib mengaku tertarik pada pesan yang ingin disampaikan oleh sosok yang mengirimkan paket berisi tiga potong kepala anjing mati itu.

BACA JUGA:  Teror Kepala Anjing ke Habib Bahar Tak Ada Kaitannya Politik

"Saya menilai ini adalah pesan segregasi dari orang yang tidak suka terharap ucapan Habib Bahar dalam dakwahnya yang diduga berupa ujaran kebencian," katanya.

Menurut Adib, pedan tersebut menunjukkan bahwa ada sosok orang yang tidak menyukai Habib Bahar teruskan melakukan dakwah dengan cara yang tidak baik dan terkesan mengujar kebencian.

"Nah, pesannya ini seakan-akan dakwah dengan ujaran kebencian itu akan memecah belah masyarakat di Indonesia. Saya membaca pesannya seperti itu," katanya

Menurutnya, tiga kepala anjing tersebut tidak berujung pada ancaman kematian. Melainkan, banyak yang tidak setuju atau kontra terkait dakwah Bahar.

"Janganlah begitu terus. Kala berusaha memecah belah, ini yang akan terjadi. Mayarakat itu bisa terpecah belah padahal selama ini rukun," tandasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co