GenPI.co - Langkah Joman disebut blunder. Pengamat menyebut upaya hapus korupsi kian lemah di era Presiden Jokowi.
Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti menyoroti langkah Ketua Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer.
Sebelumnya, Immanuel melaporkan Dosen UNJ Ubedilah Badrun yang merupakan pelapor dalam dugaan tindak pidana korupsi yang menyeret dua nama anak Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal tersebut, menurut Immanuel, dilakukan agar tidak menjadi preseden buruk kepada masyarakat ketika seorang dosen melecehkan terhadap anak kepala negara.
“Langkah tersebut menguatkan persepsi bahwa upaya pemberantasan korupsi di era pak Jokowi melemah,” ujar Ray Rangkuti kepada GenPI.co, Selasa (18/1).
Dirinya juga mengaku miris melihat indeks persepsi korupsi yang tidak baik tahun ini. Terebih lagi Indonesia kalah dengan negara-negara Asia lain.
“Kita menempati ranking 102 sebagai negara dengan indeks persepsi korupsi. Kalah dari Singapura di ranking ketiga, Brunei Darussalam ranking 35, Malaysia ranking 57,” ucapnya.
Dirinya lantas menyorot hal yang pernah diucapkan Presiden Jokowi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam memperingati hari antikorupsi sedunia.
“Padahal, Pak Jokowi sendiri menyatakan keresahannya soal rendahnya indeks persepsi korupsi Indonesia. Dia bilang hal itu dalam hal pidato peringatan hari anti korupsi sedunia,” ucap Ray.
Seperti diketahui, sebelumnya Ubedilah Badrun melaporkan Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan tindak pidana korupsi, pencucian uang, dan KKN.
Dalam laporan ke KPK tersebut, Ubedilah juga mengaku membawa bukti-bukti data perusahaan serta pemberitaan terkait adanya pemberian penyertaan modal dari sebuah perusahaan, yakni Ventura. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News