GenPI.co - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengusulkan agar Pemilu 2024 ditunda.
Menurutnya, ekonomi masyarakat akibat pandemi covid-19 belum pulih sepenuhnya, sehingga penyelenggaraan Pemilu 2024 berpotensi menimbulkan konflik.
Wacana yang disampaikan Cak Imin itu mendapat respons dari banyak pihak, salah satunya pengamat politik dari Universitas Paramadina Septa Dinata.
Septa, sapaan akrabnya mengatakan, kekuasaan politik tanpa pemilu akan melahirkan krisis legitimasi.
"Sebagai negara bangsa, kita masih dalam proses yang sangat prematur," ujar Septa kepada GenPI.co, Jumat (25/2).
Septa kemudian meminta agar semua pihak lebih berhati-hati dengan wacana ini.
Sebab, menurut Septa, implikasi dari wacana yang disampaikan oleh Cak Imin itu bisa liar.
"Kita harus camkan baik-baik bahwa republik ini masih bertahan sampai hari ini bukan hanya karena kapasitas means of power negara," kata Septa.
Septa menjelaskan bahwa Indonesia masih bertahan sampai saat ini sebagian besar ialah karena imajinasi dan keyakinan.
"Legitimasi politik yang lemah bisa melahirkan disintegrasi dan lebih parah lagi adalah bisa terjadi vacuum of power," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News