GenPI.co - Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampow menilai bahwa Presiden Joko Widodo kemungkinan masih berpikir ulang terkait pemanjangan masa jabatan presiden.
Pasalnya, masih banyak program besar pemerintahan Presiden Jokowi yang diprediksi belum selesai pada 2024.
“Contoh yang paling jelas terlihat adalah proyek ibu kota negara baru yang tak mungkin selesai pada 2024,” ujarnya dalam kegiatan “Telaah Kritis Usul Perpanjangan Masa Jabatan Presiden dan Wapres”, Senin (28/2).
Menurut Jeirry, hal itu memunculkan kekhawatiran jika ada pergantian presiden, proyek ibu kota negara baru tak akan berlanjut.
Oleh karena itu, banyak pihak yang menilai Presiden Jokowi diam-diam menginginkan perpanjangan masa jabatan presiden, meskipun mantan walikota Solo itu menolak wacana presiden tiga periode.
“Kita sendiri belum dengar langsung dari Jokowi apakah dia menolak usulan perpanjangan masa jabatan presiden,” ungkapnya.
Jeirry menilai ada keinginan tersirat dari Presiden Jokowi untuk meneruskan legasi pembangunan sang kepala negara, terutama proyek ibu kota negara baru.
“Ketika ada presiden baru yang terpilih dalam pemilu, dia tak akan bisa membatalkan proyek tersebut, karena ibu kota baru sudah jadi,” paparnya.
Selain itu, perpanjangan masa jabatan presiden juga akan berpengaruh pada kekuasaan para anggota legislatif yang kemungkinan ikut diperpanjang selama dua atau tiga tahun.
“Mereka jadi tak perlu susah-susah ikut pemilu, tetapi sudah akan dapat kursi sesuai dengan yang mereka miliki hari ini,” tuturnya.
Hal itu membuat beberapa partai politik yang mendukung wacana perpanjangan masa jabatan presiden.
“Terlebih, para parpol juga punya kekhawatiran mereka belum tentu mendapatkan kursi sebagaimana kursi mereka saat ini di DPR,” tukasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News