GenPI.co - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengatakan ada dugaan bahwa pihak istana terkadang ingin demonstrasi massal berjalan ricuh, termasuk pada Demo 11 April yang dilaksanakan hari ini.
Pasalnya, hal itu akan membuat publik hanya melihat demonstrasi sebagai aksi yang merusak.
Refly mengatakan bahwa para mahasiswa biasanya ingin aksi demonstrasi bisa berjalan lancar, damai, dan suara mereka didengarkan.
“Namun, pihak kekuasaan malah menginginkan chaos terjadi dan ada penyusupan agar chaos terjadi,” ujarnya dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, Senin (11/4).
Menurut Refly, upaya tersebut akan menimbulkan legitimasi publik terhadap pendapat pemerintah bahwa aksi demonstrasi hanya menyebabkan kerusakan.
“Demo lalu dianggap sebagai sebuah sarana untuk memunculkan kegaduhan dan keresahan sosial, termasuk perusakan fasilitas publik,” tuturnya.
Meskipun begitu, Refly tetap mengimbau massa Demo 11 April untuk menyampaikan aspirasi tanpa melakukan tindakan anarkis.
“Semua aspirasi boleh disampaikan, termasuk meminta Presiden Jokowi mundur. Namun, jangan lakukan tindakan yang menyebabkan kerusakan fasilitas sosial dan jatuhnya korban,” ungkapnya.
Refly pun berharap agar para mahasiswa yang mengikuti aksi Demo 11 April bisa mengendalikan situasi.
“Para non-mahasiswa yang ikut demo juga bisa menjaga ketertiban masing-masing. Harus bisa saling menjaga dan disusupi orang-orang tak bertanggung jawab,” paparnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News