GenPI.co - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ahmad Nurwakhid mengutuk keras aksi kekerasan terhadap pegiat media sosial, Ade Armando.
Dia menyebut kekerasan dan anarkisme di ruang publik bukan cara masyarakat yang beradab, tetapi ciri kelompok ekstremisme yang prokekerasan.
"Kami secara tegas mengutuk cara-cara barbar yang dipentaskan oleh sekelompok orang di ruang publik seperti ini,” kata Nurwakhid dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (15/4).
Adapun dalam video yang menampilkan kekerasan terhadap Ade Armando menjadi sorotan karena sejumlah pengeroyok dengan lantang mengucapkan kalimat tertentu.
"Kekerasan atas nama apapun, termasuk dengan cara membajak dan memanipulasi ajaran agama merupakan kejahatan yang harus dikecam dan dikutuk. Ini menjadi pelajaran bagi kita bersama," jelasnya.
Menurut Nurwakhid, cara berpikir seperti itu memiliki kemiripan dengan pola pikir kelompok radikal terorisme.
Mereka, lanjut dia, selalu melegitimasi segala tindakan kekerasan yang dilakukan dengan mempolitisasi dan memanipulasi dalil agama.
Dari narasi yang diumbar, Nurwakhid menduga kuat para pelaku kekerasan terhadap Ade tersebut terpapar virus takfiri yang mudah mengkafirkan pihak yang berbeda dan menghalalkan darah yang dianggap kafir.
Dia menjelaskan pandangan takfiri merupakan salah satu karakteristik kelompok radikal terorisme selama ini.
“Kita sudah banyak belajar dari pengalaman kelompok teroris yang selalu membajak ajaran agama untuk tindakan kekerasan. Nampaknya, pola ini sudah mempengaruhi masyarakat," jelasnya.
Seperti diketahu, dosen UI Ade Armando menjadi korban pemukulan oleh sekelompok orang saat aksi unjuk rasa di depan kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News