Aktivis HAM di Papua Dendam kepada Aparat Keamanan, Duga Marinus

17 April 2022 15:15

GenPI.co - Akademisi Universitas Cenderawasih Jayapura Marinus Yaung menilai para aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua sangat diskriminatif. 

Pasalnya, kata Marinus, para pegiat HAM di Papua hanya berbicara ketika warga lokal yang menjadi korban kekerasan atau pembunuhan.

"Ketika warga non-lokal atau pendatang menjadi korban, mereka diam seribu bahasa dan tidak berbicara seakan mereka buta,” ujar Marinus Yaung dihubungi di Jayapura, Sabtu (16/4). 

BACA JUGA:  Ngeri, 200 Pasukan Elite Bergerak Kepung Papua, KKB Bisa Rontok

Marinus kemudian mencontohkan, ketika tenaga kesehatan, guru, dan tukang ojek, bahkan fasilitas penunjang masyakakat menjadi korban kebrutalan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), para aktivis HAM di Papua tak bersuara.

Dia menegaskan bahwa ketika ada hak hidup seseorang dirampas, seharusnya pegiat HAM berdiri di depan. 

BACA JUGA:  Suara Lantang Ketua MPR Seret KKB Papua: Mana Aktivis HAM...

"(Seharusnya, red) berbicara dan mengutuk aksi itu. Namun, nyatanya apa? Diam dan tidak berkomentar,” jelasnya. 

Marinus menegaskan bahwa setiap warga negara yang hidup di Papua memiliki hak sama, bukan hanya warga lokal saja.

BACA JUGA:  KKB Papua Bikin Ulah, Titah KASAD Jenderal Dudung Ngeri

Marinus pun menduga para aktivis HAM yang sangat diskriminatif ini memiliki dendam tersendiri kepada aparat keamanan dan negara. 

Oleh karena itu, kata Marinus, setiap tindakan yang dilakukan aktivis HAM di Papua sangat subjektif.

“Jika sudah ada dendam, kita tidak bisa objektif dalam melihat persoalan dan ini menjadi persoalan di Papua," kata Marinus. 

Seperti diketahui, beberapa bulan lalu, tenaga kesehatan di Kabupaten Pegunungan Bintang di Papua menjadi korban pembunuhan dan kekerasan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata.

Namun, para aktivis HAM di Papua tidak berkomentar, padahal para tenaga kesehatan itu bekerja demi memberikan pelayanan kesehatan kepada para warga lokal. (*) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co