GenPI.co - Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi, angkat bicara soal tingkat kepuasan publik yang menurun versi Indikator Politik Indonesia (IPI).
Adapun survei IPI menyebutkan kepuasan terhadap presiden sebesar 59,9 persen, sedangkan wapres 45,2 persen.
Masduki mengatakan hasil tersebut tentu menjadi masukan penting bagi wapres.
Meski demikian, dirinya menyebut naik dan turunnya kepuasan publik terhadap presiden dan wapres merupakan dinamika yang bisa dipahami.
“Karena fluktuasi kepuasan publik tersebut dipengaruhi oleh persoalan bangsa secara siklik,” kata Masduki kepada GenPI.co, Kamis (28/4).
Masduki lantas mencontohkan penurunan tingkat kepuasan publik yang terjadi saat ini.
Menurut dia, sangat mungkin tingkat kepuasan publik menurun karena adanya polemik minyak goreng serta kenaikan harga BBM dan harga pangan.
"Selain itu, ada isu yang sengaja diembuskan pihak tertentu terkait penundaan Pilpres 2024," imbuhnya.
Masduki menilai wajar ika isu yang ada di tengah masyarakat itu memberi sentimen negatif terhadap pemerintah.
Meski demikian, Masduki mengatakan tingkat kepuasan publik juga akan naik ketika pemerintah memberikan solusi yang konkret terhadap permasalahan yang ada.
"Pada 2022, misalnya, IPI menyebut kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-Ma'ruf berapa di rekor tertinggi," ungkap Masduki.
Masduki mengatakan, saat itu tingkat kepuasan terhadap presiden sebesar 71 persen dan wapres 57,6 persen.
"Hal itu terjadi karena publik merasakan bagaimana pemerintah berhasil mengatasi penyebaran pandemi Covid-19, secara signifikan," tuturnya.
Soal perbedaan jarak kepuasan, Masduki menilainya sebagai sesuatu yang wajar.
Sebab, menurutnya, akan menjadi tidak wajar ketika tingkat kepuasan publik terhadap wapres justru lebih tinggi dari presiden.
Di sisi lain, ia menyebut wapres Ma’ruf Amin tidak berperan sebagai eksekutor sehingga tugasnya lebih banyak ke arah koordinasi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News