GenPI.co - Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti menilai kebebasan berbicara dan berpendapat di Singapura tidak semewah di Indonesia.
Seperti diketahui, sebelumnya Ustaz Abdul Somad (UAS) dikabarkan tidak diperbolehkan masuk ke Singapura lantaran diduga pro ekstrimis di dalam ceramahnya.
“Hal ini merupakan salah satu buah dari reformasi Indonesia,” ujar Ray kepada GenPI.co, Sabtu (21/5).
Oleh sebab itu, menurut Ray, Indonesia tidak akan menghakimi buah pikiran seliberal atau sekeras apapun.
“Kecuali, jika bertentangan dengan prinsip-prinsip negara, mencemarkan nama baik, merendahkan komunitas lainnya, dan mengancam. Di luar itu dipersilahkan,” katanya.
Menurut Ray, Singapura tidak mengalami reformasi seperti di Indoneisa. Oleh sebab itu, dirinya mewajarkan jika Singapura lebih keras dalam membatasi kebebasan berpendapat.
“Singapura tidak seperti yang kita alami. Tidak mengherankan akan ditemukan berbagai ketentuan yang membatasi kebebasan berpendapat atau bertindak itu,” ucapnya.
Pembatasan kebebasan berpendapat tersebut, menurut Ray, bukan hanya dialami oleh warga negara Singapura saja, melainkan warga negara lain juga.
“Oleh karena itu, perlakuan negara terhadap warga negara dan tamu warga negaranya juga berbeda,” tuturnya.
Menurut Ray, tidak ada yang bisa disalahkan dalam kejadian UAS tersebut. Sebab, tiap negara memiliki aturannya masing-masing.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News