GenPI.co - Munculnya banyak partai politik (parpol) baru menjelang Pemilu 2024 rupanya tidak begitu menarik perhatian masyarakat Indonesia.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro menyebut warga tidak menghendaki banyak partai.
"Orang Indonesia tidak menghendaki banyak partai; yang dimaui partai berkualitas, bisa mengakomodasi harapan masyarakat," kata Siti Zuhro dikutip ANTARA, Rabu (13/7).
Menurut Siti, fenomena partai baru yang bermunculan setiap menjelang pemilu, tidak serta-merta membuat masyarakat tertarik untuk memilih.
"(Itu) Dibuktikan dengan masyarakat tidak langsung pindah, Golkar sudah mempunyai pemilih tradisional, PDI Perjuangan mempunyai ceruk dukungan. Pangsa pasar ini yang tidak dipunyai partai baru," jelasnya.
Dia mencontohkan, "kandang banteng" PDI Perjuangan ada di Jawa Tengah dan Bali, sementara basis massa Partai Golkar berada di wilayah Indonesia bagian timur dan Sumatera.
Menurut peneliti senior itu, idealnya, partai baru tidak sekonyong-konyong mengikuti pemilu setelah membuat deklarasi.
Parpol, sebagai wadah seleksi kepemimpinan nasional dan daerah, harus cukup melakukan kampanye politik, seperti sosialisasi politik tentang partai, mengenalkan visi dan misi partai, serta program-program partai yang difokuskan.
Hal itu seharusnya dilakukan secara terus-menerus sebelum pemilu sebagai salah satu wujud keterlibatan masyarakat dalam proses politik.
"Dilakukan jangka panjang, puncaknya di pemilu, pilkada; makanya dilakukan kampanye politik pemilu," tambahnya.
Siti mengatakan parpol baru tidak bisa menunjukkan pemilih yang pasti karena masih mengandalkan pemilih mengambang atau swing voters.(ANT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News