Kapolda Irjen Fadil Imran Digoyang, Alasannya Mulai Dibongkar

26 Agustus 2022 09:45

GenPI.co - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD akhirnya membeberkan soal dugaan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran yang terseret kasus Irjen Ferdy Sambo.

Hal tersebut diungkapkan Mahfud MD dalam rapat dengar pendapat (rdp) di Komisi III DPR dengan Kompolnas, Senin (22/8/2022).

Mahfud MD membantah pernah menyebut bahwa Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran akan menyusul Irjen Ferdy Sambo terkait kasus kematian Brigadir J alias Yosua Hutabarat.

BACA JUGA:  Bacalah Doa Ini di Antara Dua Khotbah Jumat, Hajatmu Bisa Terkabul Kata Buya Yahya

"Saya juga tidak pernah sama sekali bilang, Kapolda Metro Jaya akan susul (Ferdy Sambo), itu di mana saya bilang begitu nggak pernah," kata Mahfud MD.

Sebaliknya, Mahfud MD justru mengira bahwa Fadil Imran juga terkena prank atau rekayasa skenario yang dibuat Ferdy Sambo di awal-awal laporan kematian Brigadir J.

BACA JUGA:  Khasiat Neurobion Putih dan Neurobion Forte Sangat Dahsyat, Kamu Harus Tahu

Saat laporan awal, Mabes Polri merilis keterangan bahwa Yosua tewas usai insiden tembak menembak dengan Bharada E karena terkait kasus pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo.

Selain itu, Irjen Fadil Imran lewat video yang beredar sempat bertemu hingga memeluk Ferdy Sambo atas kasus yang dialami rekan sejawatnya tersebut.

BACA JUGA:  Keberuntungannya Tak Keruan, Intip Cuan Zodiak Aries, Virgo, Scorpio

"Saya malah sampai sekarang itu nggak terpikir kalau Kapolda Metro Jaya bagian dari itu. Saya berpikirnya terus terang, dia kena prank juga ketika peluk menangis itu dalam pikiran saya, mungkin ini sama dibisikin, saya ini dizalimi bang sehingga dipeluk-peluk begitu dalam pikiran saya," beber Mahfud MD.

"Oleh sebab itu, iya kan waktu itu dibeginikan (peluk) sudah dinda, sabar dinda, sabar dinda kira-kira kan itu yang dikatakan itu," sambungnya.

Tak hanya itu, dalam perkembangan awal kasus, Mahfud MD juga mengatakan ada sejumlah lembaga yang terkena prank oleh rekayasa skenario yang dibuat Ferdy Sambo.

"Saya menduga ya kena prank juga seperti yang Kompolnas, Komnas HAM dan sebuah pimpinan redaksi televisi besar itu," kata Mahfud MD.

Sementara itu, mantan pengacara Bhayangkara Dua Richard Eliezer alias Bharada E Deolipa Yumara tegas meminta Kapolda Irjen Fadil Imran untuk mundur dari jabatannya.

Hal tersebut disampaikan Deolipa Yumara saat memberikan keterangan pers di Depok, Sabtu (20/8/2022).

Deolipa Yumara membeberkan kesalahan Irjen Fadil Imran dalam pusaran kasus pembunuhan berencana Brigadir J.

"Kapolda Metro Jaya untuk mundur dari jabatannya, karena dia sudah berpelukan dengan Ferdy Sambo," tegas Deolipa Yumara.

Deolipa Yumara pun membeberkan alasan mengapa dirinya mendesak Kapolda Metro Jaya untuk mundur.

"Alasan saya cuma satu, anak-anak tidak boleh melihat hal seperti itu, apalagi anak-anak bisa membaca persoalan-persoalan yang ada di TikTok. Anak-anak SMP di bawah 15 tahun, ini sangat memalukan," ungkap Deolipa Yumara.

"Kepentingannya hanya untuk melindungi anak-anak dari pikiran jahat mereka, jangan sampai mereka terpengaruh," katanya.

Permintaan mundur Kapolda Irjen Fadil Imran dari jabatannya juga datang dari Ahli Hukum dari LQ Indonesia Lawfirm Alvin Lim.

Hal tersebut diungkapkan Alvin Lim dalam perbincangannya di kanal YouTube Refly Harun pada 23 Agustus 2022.

Tanpa tedeng aling-aling, Alvin Lim membeberkan, bahwa Irjen Fadil Imran diduga sudah mengetahui skenario yang dibuat oleh Ferdy Sambo sejak awal.

Menurut Alvin Lim, kalau kasus besar seperti pembunuhan berencana Brigadir J terjadi di luar negeri, maka polisi yang terseret namanya sudah pasti mengundurkan diri.

"Ini kalau di luar negeri di Jepang atau di Amerika, yang mana etiknya sudah tinggi, itu Kapolda-nya pasti sudah langsung resign. Itu karena punya etik yang tinggi," jelas Alvin Lim.

"Seharusnya dia mundur. Kalau di Indonesia kagak ada kayak begitu mundur. Kapolri harus tegas cut Fadil Imran," sambungnya.

Selain itu, Alvin Lim pun membongkar, bahwa dari sisi politik, di dalam kepolisian dibagi dari beberapa faksi.

Menurutnya, selain Kapolri dan Ferdy Sambo, ada dua raja kecil, yaitu Fadil Imran dan Nico Afinta yang sekarang menjabat Kapolda Jatim.

Oleh sebab itu, Alvin Lim menegaskan, bahwa Kapolri Listyo Sigit belum tentu berani karena dua orang tersebut adalah Kapolri-Kapolri kecil secara politik. (GenPI.co)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co