GenPI.co - Ketua Dewan Pengarah Musra Andi Gani menyatakan ada pihak yang meretas server panitia saat pemungutan suara di Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Dia bahkan mengaku terkejut ada pihak yang melakukan hal tersebut saat Musra digelar.
Menurut dia, hal itu menjadi upaya yang sistematis untuk mengganggu jalannya Musra.
"Artinya, ada pihak yang merasa terganggu dengan adanya Musra," ucap Andi Gani di Bangi Kopi Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (31/8).
Andi mengungkapkan ada percobaan meretas sebanyak tiga kali, tetapi upaya itu gagal karena pihaknya sudah menyiapkan pengamanan.
"Kejadian di Bandung itu menjadi bahan evaluasi di Makassar dan Medan untuk menjaga server kami," terangnya.
Sementara itu, Penanggung Jawab Musra Budi Arie juga mengonfirmasi bahwa server Musra sempat diretas.
Akan tetapi, dia tak ingin menuduh siapa pun yang telah melakukan hal tersebut.
Di sisi lain, Budi menerangkan pemungutan suara di Musra Bandung menggunakan sistem e-voting atau secara digital.
"Sebab, kalau manual, susah (menghitungnya, red) dan memakan waktu lama karena menghitung satu per satu," ungkapnya.
Terkait sistem e-voting, Andi menyebut sebagian peserta yang hadir tak bisa ikut memilih karena banyak juga yang enggak punya gadget.
"Dari 12 ribu peserta, yang bisa ikut e-voting cuma 5.712 orang," tuturnya.
Namun, Andi menyatakan Musra di Makassar lebih siap dalam menerapkan sistem e-voting sehingga peserta yang hadir tak akan kehilangan suara.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News