GenPI.co - Sekretaris Bakomstra DPP Partai Demokrat Hendri Teja menilai pernyataan Anggota DPR Komisi VII Adian Napitipulu sesat.
Sebelumnya Adian menilai kenaikan harga BBM di era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih banyak dibandingkan Presiden Joko Widodo.
Menurut Hendri, justru Jokowi yang tidak bisa mempertahankan harga BBM.
“Jokowi yang mematok harga BBM Pertalite pada kisaran Rp 7.450-Rp 8.400 pada 2015-2018. Padahal saat itu harga minyak dunia sedang nyungsep-nyungsepnya,” ujar Hendri kepada GenPI.co, Kamis (8/9).
Dirinya mengaku menyayangkan sikap Jokowi yang tetap mematok harga BBM Pertalite di angka Rp 7.900 saat harga minyak dunia turun.
“Padahal, pada Januari 2016, harga minyak mentah dunia jatuh ke titik terendah yaitu US$ 27,02 per barel,” tuturnya.
Dirinya juga menyoroti UMP Jakarta 2013 saat Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan ngotot menolak kenaikan BBM.
“Saat itu, pemerintahan SBY menetapkan peraturan terkait kebutuhan hidup layak sehingga UMP 2012 ke 2013 bisa naik 44 persen,” kata dia.
Selain itu, dia juga menyentil Adian yang membangga-banggakan pembubaran Petral. Padahal, menurutnya, Pertamina masih merugi.
“Bukankah Progam BBM 1 harga gagal? Bukankah harga BBM tetap mahal ketika harga minyak mentah dunia turun, tetapi naik ketika harga minyak mentah dunia naik?” ujar Hendri.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News