GenPI.co - Juru Bicara Calon Presiden Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan isu penculikan yang kerap dialamatkan kepada pasangan Gibran Rakabuming Raka itu sengaja dimunculkan untuk menyerang pada setiap pemilu.
“Kasus penculikan ini selalu diulang-ulang setiap pemilu seperti halnya kaset rusak. Ini hanya untuk kepentingan elektoral dan untuk men-downgrade Pak Prabowo,” kata Dahnil saat ngobrol bareng Eddy Wijaya di podcast EdshareOn.
Menurut Dahnil, Prabowo sudah mempertanggungjawabkan dirinya dalam kasus tersebut dengan berhenti sebagai perwira TNI.
Dahnil menjelaskan Prabowo dinyatakan tidak terlibat secara langsung dalam putusan sidang Mahkamah Militer
Menurut Dahnil, Prabowo diberhentikan karena bertanggung jawab terhadap pasukan yang diduga terlibat dalam kasus penculikan.
“Inilah yang saya sebut sebagai loyalitasnya beliau. Kadang yang bukan tanggung jawab beliau secara langsung, tetapi beliau mau mengembannya demi menjaga kepentingan bangsa dan negara,” ujar Dahnil.
Dahnil melanjutkan sikap itu membuat banyak orang yang dahulu berhadapan dengan Prabowo pada akhirnya menjadi teman dekat.
“Sebelum Pak Budiman Sudjatmiko (eks politikus PDIP, red), ada banyak aktivis yang kemudian mendukung Pak Prabowo, seperti Pius Lustrilanang, almarhum Desmond Junaidi Mahesa, dan Haryanto Taslam,” kata Dahnil.
Dalam podcast EdShareOn bersama Eddy Wijaya, Dahnil Anzar Simanjuntak juga menjawab isu strategi politik Prabowo menggaet Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.
Cara itu dianggap mirip dengan Bongbong Marcos, anak diktator Filipina, yang menggaet anak Duterte untuk menang pemilu. Menurut Dahnil, isu itu hanyalah framing media terhadap Prabowo.
“Sejak awal Pak Prabowo yakin bahwa cawapres potensial ialah Mas Gibran. Pak Prabowo mewakili generasi lintas zaman, sedangkan Mas Gibran mengimplementasikan anak muda yang dekat dengan sosial media dan teknologi,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News