Menhan Prabowo Cool Banget, Tapi Lihatlah Strategi TNI di Natuna

06 Januari 2020 03:46

GenPI.co - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto memberikan keterangan yang datar di depan media.

Menhan Prabowo menjelaskan, masalah tersebut juga diharapkan tidak mengganggu hubungan ekonomi di antara kedua negara.

BACA JUGA: Menhan Prabowo Ahli Strategi, Sikapnya Hadapi China Sudah Tepat

"Kita cool saja, kita santai kok," imbuhnya.

Apakah lantas itu sosok Prabowo Subianto? jelas bukan.

BACA JUGA: Wow... Kekuatan AL China vs Indonesia: Bak Langit dan Bumi

Dengan pengalaman strateginya di militer, Menhan Prabowo dipercaya sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan rinci untuk operasi khusus di Laut Natuna.

Buktinya, bisa dilihat dari adanya pengendalian operasi siaga tempur, terkait adanya pelanggaraan di wilayah perairan laut Natuna Utara yang telah berlangsung.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Blak-blakan Banjir Jakarta: Terkendala Sejak 2017

Menurut Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya TNI Yudo Margono mengatakan, operasi siaga tempur terkait adanya pelanggaraan di wilayah perairan laut Natuna Utara tidak memiliki batas waktu.

Saat ini TNI menggelar operasi dengan menurunkan dua unsur KRI guna mengusir kapal asing (China) keluar dari Natuna.

BACA JUGA: Rakyat Indonesia Protes China, Luhut Panjaitan Seharusnya Bangga

"Fokus kami sekarang ialah menambah kekuatan TNI di sana. Besok akan ada penambahan empat unsur KRI lagi untuk mengusir kapal-kapal tersebut," tuturnya dalam konferensi pers di Pangkalan Udara TNI AL, di Tanjungpinang, Kepri, Minggu (5/1).

Yudo juga menyatakan, kapal nelayan Tiongkok menangkap ikan dengan menggunakan pukat harimau yang ditarik dua kapal di laut Natuna. 

BACA JUGA: Bak Bidadari Datangi Korban Banjir, Mulan Jameela Kelewat Cantik

"Berdasarkan pantauan kami dari udara, mereka memang nelayan China (Tiongkok) yang menggunakan pukat harimau," kata Pangkogabwilhan I.

Dia mengemukakan, pukat harimau di Indonesia dilarang oleh pemerintah melalui peraturan menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015.

BACA JUGA: Anies Baswedan Berjibaku Melayani Warganya, PDIP Bilang Ini...

Terakhir kali nelayan China menggunakan pukat harimau di laut Natuna sekitar tahun 2016 silam, saat itu TNI menangkap dua kapal negara asing tersebut.

Sejak penangkapkan itu, lanjutnya, tak ada lagi nelayan China yang berani menangkap ikan di Natuna. 

BACA JUGA: Kesabaran Anies Baswedan Menangani Banjir, Membuat Haru Warga DKI

Namun, sekarang mereka datang kembali menjarah potensi laut Indonesia.

"Bahkan aktivitas nelayan mereka kini didampingi dua kapal penjaga pantai (coast guard) dan satu pengawas perikanan China," ucapnya.

Yudo menegaskan, pihaknya telah melakukan upaya persuasif mengajak kapal penjaga pantai China membawa nelayan-nelayannya meninggalkan perairan Natuna.

Menurut dia, sesuai aturan seharusnya nelayan China tersebut ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku. 

Sementara kapal penjaga pantai memang hanya diusir keluar dari perairan Indonesia.

"Namun, kami lakukan upaya damai. Meminta mereka keluar dengan sendirinya, di samping upaya negosiasi juga dilakukan Kementerian Luar Negeri Indonesia dengan China," ujarnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co