GenPI.co - Tiga aliran radikal mencoba mengganti ideologi negara. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Aliran radikal sendiri merupakan kegiatan yang memiliki paham ekstrem berdasarkan agama atau non-agama. Paham tersebut ingin berganti paham di luar prosedur yang disepakati.
BACA JUGA: Rutin Makan Telur Ayam Kampung Ternyata Khasiatnya Sangat Dahsyat
Hal tersebut disampaikan oleh Mahfud MD saat mengunjungi Pondok Pesantren Annuqayah di hadapan ulama dan masyarakat Madura yang di siarkan langsung di akun YouTube Kemenko Polhukam pada Minggu (4/10).
Dalam kesempatan tersebut, Mahfud MD menjelaskan kelompok pertama yang ingin mengganti Indonesia atau negara Pancasila menjadi negara yang bukan Pancasila.
Kelompok tersebut adalah Hizbut Tahrir Indonesia yang dibubarkan pemerintah pada 19 Juli 2017.
BACA JUGA: Takdir 4 Zodiak Sangat Beruntung, Bakal Kaya Raya di Usia Muda
Kedua, Majelis Mujahidin Indonesia atau MMI. Kelompok ini disebut tidak ingin mengganti negara Pancasila. Namun, menghendaki semua hukum yang berlaku harus hukum Islam.
Pemerintah Amerika Serikat menyatakan kelompok bentukan Abu Bakar Ba’asyir masuk dalam daftar kelompok teroris global pada 2017.
Akan tetapi, sejumlah kalangan mempertanyakan kriteria yang digunakan Amerika Serikat pada penetapan tersebut.
BACA JUGA: Istana Bongkar Mafia Rumah Sakit, IPW: Kejahatan Medis Covid-19
Terakhir, Komite Persiapan Penegakan Syariat Islam (KPPSI) di Sulawesi Selatan disinyalir ingin menegakkan syariat Islam di berbagai daerah.
"Itu disertasi Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah. Ada 3 gerakan, Siapa yang mau membantah itu," ungkap Mahfud MD.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News