GenPI.co - Para elite Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) tidak gentar meskipun salah satu rekannya, Syahganda Nainggolan, ditangkap polisi.
Syahganda diciduk polisi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (12/10) malam.
BACA JUGA: Jokowi Terancam Dilengserkan, Prabowo Negarawan Sejati
Deklarator KAMI Gde Siriana mengatakan, gerakan pihaknya tidak akan melemah meskipun Syahganda diciduk.
Gde bahkan sesumbar penangkapan terhadap Syahganda akan membuat dukungan kepada KAMI makin besar.
“Ini akan terus membesarkan gerakan moral untuk selamatkan Indonesia,” kata Gde saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Selasa (13/10).
Dia menambahkan, keputusan aparat keamanan menangkap Syahganda tidak akan melunturkan semangat membuat perubahan.
BACA JUGA: Anak Buah Megawati Sebut Demo Hari Ini untuk Gulingkan Jokowi
“Penguasa takkan mampu menahan semangat perubahan anak-anak bangsa,” tegas Gde.
Dia menilai penangkapan terhadap Syahganda merupakan bukti penguasa sedang ketakutan.
Selain itu, kata Gde, penguasa juga frustrasi menghadapi gelombang dukungan dari rakyat kepada KAMI.
BACA JUGA: Syahganda Nainggolan Ditangkap, Gatot Nurmantyo di Mana?
Menurut Gde, dugaan ketakutan sudah terlihat dalam berbagai kesempatan.
Salah satunya ialah pelarangan acara deklarasi KAMI di berbagai daerah.
Selain itu, sambung Gde, ada upaya-upaya yang diduga bertujuan upaya mendiskreditkan KAMI.
“Salah satunya dengan mengaitkan KAMI dalam aksi mahasiswa menentang Omnibus Law UU Cipta Kerja,” tegas Gde.
Menurut Direktur Indonesia Future Studies (Infus), cara-cara seperti itu sudah tidak relevan dalam demokrasi.
“Ini hanya ada di negara otoriter. Namun, ingat, penangkapan tidak akan pernah mampu membungkan semangat perubahan rakyat,” tutur Gde.
BACA JUGA: Marah Besar, KAMI Siapkan Perlawanan
Di sisi lain, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri membenarkan telah menangkap Syahganda Nainggolan.
“Iya, benar, dilakukan penangkapan,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono, Selasa (13/10).
Penangkapan diduga dilakukan karena cuitan Syahganda Nainggolan di Twitter terkait Omnibus Law. (rmol/cuy/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News