Strategi Gatot Nurmantyo Ngeri, Bikin Skenario Istana Ambyar

15 November 2020 06:40

GenPI.co - Ketidakhadiran mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dalam penganugerahan Bintang Mahaputra di Istana Negara menimbulkan banyak spekulasi. 

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu pun sempat mengirimkan sepucuk surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

BACA JUGA: Skenario Istana Mengerikan, Gatot Nurmantyo Pegang Rahasia Ini

Banyak yang menilai, langkah tersebut adalah upaya Gatot untuk memperlebar jarak antara dirinya dengan pemerintah, mengingat dirinya kerap mengkritik pemerintah dan dinilai sebagai oposisi.

"Itu merupakan sikap politik Gatot yang menginginkan posisinya tetap berjarak dengan pemerintah, posisi yang kritis terhadap pemerintah," jelas Karyono Wibowo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/11).

BACA JUGA: Istana Bongkar Isu Kriminalisasi Ulama, Moeldoko: Siapa Ulamanya?

Pengamat politik Indonesian Public Institute itu juga mengatakan bahwa ketidakhadiran Gatot telah memberi kesan negatif terhadap pribadinya karena mencampurkan urusan politik dengan urusan negara.

Karyono menilai, Gatot mengambil sikap diametral dengan pemerintah. Ia juga mencontohkan bagaimana Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang walaupun hadir menerima bintang jasa itu, tetapi tetap kritis terhadap pemerintah. 

BACA JUGA: Reshuffle Kabinet: 10 Menteri Out, Mahfud MD Diganti Pertama

"Pak Gatot menurut saya harus belajar dari Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Mereka menerima tanda kehormatan dengan hadir sebagai bentuk penghormatan. Setelah menerima, keduanya tetap kritis," ungkapnya.

Sementara itu, pengamat politik Rocky Gerung menilai strategi yang diterapkan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo cukup cerdik.

Hal ini disebabkan Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) tidak menghadiri acara penganugerahan Bintang Mahaputra di Istana Negara. 

Namun, Gatot Nurmantyo juga tidak menolak penghargaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut.  

Rocky Gerung menilai, cara Gatot dengan menerima penghargaan tanpa hadir di Istana adalah sebuah manuver politik yang cerdas.

"Dia tetap menerima Bintang Mahaputranya, tapi dia tidak hadir. Ini menurut saya cara berpikir dan manuver politik yang luar biasa," ungkap Rocky dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (12/11).

Lebih lanjut, Rocky menjelaskan, sikap Gatot itu secara tidak langsung menunjukkan syarat-syarat jika oposisi diundang ke Istana.

"Gatot tidak akan hadir, dan memang tidak hadir karena Gatot juga sebetulnya mau mengatakan kalau 'Saya mau hadir persyaratannya A,B,C,D'," ujar Rocky.

Ia menuturkan seharusnya pihak Istana, terutama Menko Polhukam Mahfud MD bisa membaca sinyal itu dengan membebaskan terlebih dahulu para tokoh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang ditangkap, kawan seperjuangan Gatot.

Namun, sinyal itu dinilai Rocky tak terbaca oleh Istana. Buntutnya, Gatot pun melancarkan strateginya dengan tetap menerima penghargaan tetapi tak hadir ke Istana.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co