FPI-Pemerintah Kian Panas, kok Nggak Mau Dibuat Simpel?

12 Desember 2020 19:40

GenPI.co - Hubungan Front Pembela Islam (FPI) dengan pemerintah diyakini bakal makin tegang. Suasananya diprediksi bakal makin panas. Kalau semua sepakat, hal ini bisa didamaikan dengan sangat simpel.

Kepulangan Habib Rizieq dari Arab Saudi, 10 November 2020, segalanya memang terasa sangat tegang. Kerumunan massa terlihat dari Bandara Soekarno Hatta, Petamburan, hingga Megamendung. 

BACA JUGA: Magnet 2021 Bikin Zodiak Ini di Atas Segalanya

Dua Kapolda dicopot. Walikota dilengserkan. Gubernur DKI Jakarta dan Jawa Barat diperiksa polisi. Semua terasa panas.

Pemanggilan Habib Rizieq oleh polisi pun terasa panas. Ada massa yang membentengi kediaman Habib Rizieq. 

Setelahnya, enam laskar FPI pengawal Habib Rizieq Shihab, ditembak mati di Tol Jakarta-Cikampek KM50, Senin (7/12) dini hari lalu.

Itu masih ditambah dengan penetapan tersangka HRS dalam kasus kerumunan pada pesta pernikahan putrinya di Petamburan.

Imam Besar FPI itu dijerat Pasal 160 KUHP tentang Penghasutan dan 216 KUHP tentang Upaya Melawan Petugas.

“Jadi tentu saja akan semakin tegang,” ujar pengamat politik Adi Prayitno kepada jpnn.com, Jumat (11/12/2020).

Diakuinya, hubungan FPI-Pemerintah memang sebelumnya sudah cukup kurang harmonis. “Kemarin-kemarin kan cuma gontok-gontokan perang narasi,” kata dia.

Namun, kali ini ada anggota ormas besutan Rizieq Shihab itu yang sampai meregang nyawa.

“Ini kan sudah (laskar FPI) ada yang tewas, tentu hubungannya (FPI-pemerintah) mengeras. Agak sulit untuk diketemukan konteksnya,” jelasnya.

Dosen Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah itu memprediksi, ketegangan hubungan FPI-pemerintah akan berlanjut sampai Pilpres 2024 mendatang.

“Cukup potensial (berlarut hingga Pilpres 2024) karena ada yang meninggal,” ujarnya.

Menghilangkan ketegangan akibat hilangnya nyawa anggota FPI itu, bagi dia, jelas bukan perkara mudah.

“Pasti ketegangan ini tak mungkin cepat berakhir, pasti akan membekas,” lanjut Adi.

Karena itu, Direktur Eksekutif Paramater Politik Indonesia ini menyarankan pemerintah mengambil langkah antisipasi.

Tujuannya, tidak lain agar persoalan tidak terus-menerus berlarut yang jelas tidak baik bagi pemerintahan.

“Apa pun caranya, mesti ada upaya, treatment, pendekatan. Penting ada pendekatan pada FPI. Ini sebenarnya persoalan komunikasi saja,” ulas Adi.

BACA JUGA: Kaya Raya di Tahun Baru, Takdir Zodiak Ini Nggak Bakal Layu

Dari sekian pendekatan dan upaya, Adi menilai, rekonsiliasi atau islah adalah hal yang cukup masuk akal.

Pasalnya, dengan islah, maka sangat baik untuk mencari titik temu.

“Karena bagaimana pun yang enam orang itu anak bangsa, nyawa orang. Enggak layak untuk diihilangkan, apa pun kesalahannya,” tegasnya.

Sementara, terkait tindakan kepolisian, harus ada argumentasi yang cukup rasional sampai menjadi alasan mengeluarkan timah panas.

“Ini yang perlu diklirkan, biar tidak berlarut-larut,” imbuhnya. (jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co