GenPI.co - Nama Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan publik belakangan ini. Bukan soal kemenangan Pilkada Solo, melainkan karena namanya dikaitkan dengan kasus korupsi bansos covid-19.
Dia disebut merekomendasikan PT. Sritex Rejeki Isman Tbk (Sritex) sebagai vendor terkait pembuatan tas kain bansos covid-19.
BACA JUGA: Gibran Diduga Terseret Korupsi Bansos, Masyarakat Ikut Geram
Kendati Gibran telah membantah tudingan tersebut, publik masih bertanya-tanya.
Lantas, seperti apa peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), akankah mereka mengusut tuntas dugaan tersebut?
Direktur Center for Media and Democracy (LP3ES), Wijayanto meragukan lembaga antirasuah itu akan mengusut tuntas dugaan korupsi bansos yang dikaitkan dengan putra sulung Presiden Jokowi.
“Simpelnya saya meragukan. Tentu saja, keraguan ini akan saya tarik kalau itu betulan diusut. Keraguan ini saya arahkan sebagai kritik, agar pengusutan dilakukan tanpa pandang bulu,” kata Wijayanto kepada GenPI.co, Selasa (22/12/2020).
Namun, Wijayanto merasa pesimis langkah itu akan diambil oleh KPK.
Ia beralasan adanya penurunan prestasi KPK dalam menangkap koruptor.
Menurut dia, biasanya penangkapan kepala daerah pada tahun politik eskalasinya selalu meningkat tajam.
“Setiap tahun saat pilkada atau pemilu itu biasanya ada banyak yang ditangkap. Itu karena hubungannya dengan money politik untuk memenangkan partai,” kata dia.
Jumlah kepala daerah yang tertangkap mencapai puluhan, dan terus meningkat tiap tahun, seperti pada 2014, 2018, hingga 2019.
Namun, hal itu tidak terjadi lagi pada 2020, padahal tahun ini ada Pilkada Serentak.
“Nah, tahun 2020 ini ada Pilkada Serentak, menteri yang ditangkap berapa orang? Cuma dua orang,” kata dia.
Jumlah tersebut menandakan adanya penurunan drastis jumlah kasus KPK yang berhasil terungkap dibanding masa-masa sebelumnya.
BACA JUGA: Rocky Gerung Ungkap Pesan Rahasia Gibran Soal Dugaan Korupsi
“Jadi menurut saya kekhawatiran itu cukup berasalan,” tegasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News