Pernyataan SBY Menggelegar, Perlawanan Moeldoko Ngeri-Ngeri Sedap

27 Februari 2021 16:40

GenPI.co - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendadak menganggap Kepala Kantor Staf Kepresiden (KSP) Moeldoko telah mengganggu nama baik Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu disampaikan SBY terkait isu kudeta di Partai Demokrat yang menyeret nama Moeldoko, sementara Jokowi tak tahu apa-apa.

BACA JUGA: Pakar Hukum Top Bongkar Fakta Mengejutkan Prabowo Subianto, Kaget

Terkait pernyataan SBY, Moeldoko menanggapinya dengan santai.

"Memang belum selesai di Demokrat? Saya pikir sudah selesai. Kan, saya nggak ngikutin, ya," kata Moeldoko, Kamis (25/2).

Moeldoko pun meminta agar tidak ada pihak yang menekannya. Sebab, saat ini dia tidak mau ikut campur dalam masalah tersebut.

"Jadi, jangan menekan-nekan saya. Saya ingin mengingatkan saja, karena saya bisa sangat mungkin melakukan apa itu langkah-langkah yang saya yakini," tegasnya.

BACA JUGA: Ajaib! Rutin Minum Air Rebusan Pare Khasiatnya Sangat Mujarab

Moeldoko juga mengaku bahwa dia tak tahu situasi terkait internal Partai Demokrat dan akan bertindak sesuai apa yang diyakini jika masih diusik.

Seperti yang diketahui, SBY berbicara terkait isu kudeta kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Presiden keenam RI itu menilai bahwa gerakan tersebut telah menyinggung nama baik Presiden Jokowi, Menko Polhukam Mahfud MD, Menkum HAM Yasonna Laoly, Kepala BIN Budi Gunawan, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Partai Demokrat tetap percaya, bahwa para pejabat tersebut memiliki integritas dan betul-betul tidak tahu menahu. Tidak masuk diakal jika ingin mengganggu Partai Demokrat," kata SBY melalui video, Rabu (24/2).

Sementara itu, pengamat politik LAWAN Institute, Muhammad Mualimin menilai perilaku Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko yang menjalankan Operasi Pembajakan Partai Demokrat mencoreng sakralitas kenegaraan.

Mualimin menyayangkan perilaku Moeldoko seperti itu. Sebab, seharusnya Moeldoko mencurahkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk mengabdi pada rakyat.

"Kalau birahi kekuasaan tak dapat ditahan, kebelet ingin jadi Presiden 2024, lebih baik Jokowi copot dan usir Moeldoko dari Istana," jelas Muhammad Mualimin dalam keterangan resmi, Jumat (26/2).

Menurut Mualimin, jangan sampai agenda pribadi dilancarkan memakai fasilitas yang dibiayai rakyat.

"Istana bukan tempat benalu yang tak tahu etika bernegara," katanya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co