Refly Harun Tunjuk Pembuat Gaduh Isu Presiden 3 Periode, Ini Dia

19 Maret 2021 07:40

GenPI.co - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun blak-blakan menyatakan, sebenarnya bukan sosok Tokoh Reformasi Amien Rais yang jadi biang gaduh penggiringan opini publik terkait jabatan presiden tiga periode.

Refly Harun pun menguraikan pendapatnya tersebut dalam tayangan Mata Najwa.

BACA JUGA: Akhirnya Gatot Nurmantyo Beber Sosok yang Ajak Kudeta Demokrat

"Saya tidak ingin percaya pada spekulasi tiga periode ini. Perubahan konstitusi itu biasanya tidak hampa politik," jelas Refly Harun, Rabu (17/3).

Di Indonesia pun saat era reformasi, dibuatlah Tap MPR. Sehingga sebuah pendapat tidak dapat ujug-ujug berujung perubahan konstitusi.

Refly Harun pun lalu menyasar pernyataan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari yang mendadak memasangkan Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto untuk maju di Pilpres 2024.

"Masalahnya ada orang seperti Qodari. Enggak ada angin enggak ada hujan, tiba-tiba ngomong Jokowi-Prabowo," beber Refly Harun.

BACA JUGA: Amarah Munarman Eks FPI Menggelegar, Habib Rizieq Berani Melawan

Refly Harun mengakui, isu memasangkan duet Jokowi-Prabowo memang bukan hal baru.

Pasalnya, pada 2019 misalnya isu serupa diembuskan dari politikus maupun anggota MPR.

"Surveyor ngomong begini kan agak meresahkan. Justru (kegaduhan) terakhir ini gara-gara omongan Qodari," jelasnya.

Sementara itu, bicara perubahan konstitusi, Refly Harun menyatakan, itu memang kewenangan DPR/MPR on the paper. Tetapi kalau pemerintah mau mengubah, itu bisa terjadi kapan saja.

"Yang bikin gaduh tuh Qodari, bukan Pak Amien Rais. Karena kalau pernyataan Amien Rais itu pernyataan kubu so called oposisi. Dianggap begitu, ya sudah biasa Pak Amien," ungkapnya. 

Nah, pernyataan Jokowi-Prabowo ini dari Qodari, sebagai pimpinan lembaga survei yang jasanya banyak digunakan koalisi Istana, menurut Refly Harun perlu jadi perhatian.

Refly Harun mengkhawatirkan, niat menjabat tiga periode memang tidak ada, tapi terdapat dorongan yang sangat kuat.

"Saya berharap kita tetap komit ke pembatasan masa jabatan yang merupakan mahkota reformasi. Mudah-mudahan dipegang terus. Orang-orang seperti Qodari itu kita matikan saja pendapatnya," ujar Refly Harun.

Sementara itu, M Qodari di acara yang sama menanggapi santai tudingan pembuat gaduh itu.

Menurut dia, isu yang diembuskan, lantaran ia terkejut juga dengan fenomena Pilpres Amerika Serikat, baru-baru ini.

Ketika petahana Donald Trump yang sedianya menerima kekalahan Pilpres, malah menolak memberi selamat ke Joe Biden, sampai-sampai pendukungnya menyerang gedung Capitol.

Menurutnya, lebih baik dia gaduh sekarang daripada harus menuai korban di kontestasi politik akan datang.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co