GenPI.co - Pakar hukum tata negara Refly Harun menilai bahwa tak masalah jika pemerintah ingin mengaitkan organisasi massa Front Pembela Islam (FPI) dengan terorisme.
Namun ia mengingatkan bahwa harus ada sikap kehato-hatian terutama mengenai bukti yang benar-benar jelas mengenai hal itu.
BACA JUGA: Refly Harun Minta Publik Hati-hati, Bom Makassar Bisa...
“Jika benar FPI itu adalah teroris yang berafiliasi dengan ISIS, buktinya harus disampaikan secara jelas,” ujarnya dalam video di kanal YouTube Refly Harun, Rabu (31/3).
Refly menegaskan bahwa bukti keterlibatan FPI dengan ISIS tidak boleh dibuat-buat.
Namun, walaupun pemerintah memiliki bukti yang asli pun mereka tetap tak punya alasan untuk mengeranjangkan sebuah organisasi. Sebab, kejahatan pidana adalah tanggung jawab individu.
“Kalau ada seorang WNI yang melakukan tindak pidana di luar negeri, lalu seluruh WNI melakukan kesalahan,” katanya.
Advokat itu menegaskan bahwa jangan sampai semangat pemerintah untuk mengaitkan FPI dengan terorisme itu menutupi upaya pencarian keadilan dari beberapa kasus yang sedang berlangsung.
Menurut Refly, kasus yang dia maksud adalah pembunuhan enam laskar FPI oleh polisi serta upaya Mantan Pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab (HRS) dalam mencari keadilan.
“HRS sudah 100 hari lebih ditahan baik di Polda maupun di Mabes Polri dan sekarang sedang menjalani sidang dua kali dalam sepekan,” ungkapnya.
Selain itu, Refly juga mengatakan bahwa pembubaran FPI dilakukan tanpa penjelasan dan proses hukum terlebih dahulu.
“Ketiga kasus itu penting untuk ditelaah lebih lanjut. Harusnya pemerintah tak sembarangan menganggap FPI sebagai kelompok terorisme, karena pemerintah seolah-olah mempunyai legitimasi untuk membubarkan FPI,” paparnya.
BACA JUGA: Balasan Jaksa Sungguh Mengerikan, Rizieq Diceramahi Habis-habisan
Sebelumnya, pengamat terorisme Sidney Jones menduga bahwa pemerintah Indonesia memiliki obsesi untuk mengaitkan ormas Front Pembela Islam (FPI) dengan terorisme.
Sidney membeberkan bahwa dugaan itu terkait dengan peristiwa pembaiatan massal ke ISIS yang dilakukan di Makassar pada 2015.
“Padahal, tiga bulan setelah peristiwa itu, FPI mengeluarkan pernyataan sikap serta menjauhkan diri dari peristiwa pembaiatan itu,” ujar Sidney dalam webinar daring, Selasa (30/3).
BACA JUGA: Ngeri Sekali, Donatur Perakitan Bom Diduga Eks petinggi FPI
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News