GenPI.co - Mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman menilai bahwa peristiwa penembakan di Mabes Polri yang kemudian dikaitkan dengan terorisme menjadi tanda tanya besar.
Pasalnya, isu terorisme selalu mencuat kembali ke permukaan saat simpati publik terhadap tokoh-tokoh dan gerakan Islam mulai bermunculan.
BACA JUGA: Sel Teroris Masih Bisa Bermetamorfosis, Sektor Intelijen Harus...
“Tiba-tiba ada isu lain yang melakukan disrupsi dan itu sudah menjadi semacam pola,” ujarnya dalam wawancara di kanal YouTube Refly Harun, Rabu (31/3).
Munarman mengatakan bahwa para teroris tidak pernah muncul dan tak pernah menyatakan keislamannya ketika ada ajaran Islam yang dihina dan dilecehkan.
“Padahal, pelaku penghinaan dan pelecehan itu sudah jelas orangnya. Mereka justru muncul ketika ada umat Islam yang dizalimi,” ungkapnya.
Menurut Munarman, peristiwa terorisme yang terjadi justru merugikan umat Islam. Sebab, banyak umat Islam di media sosial yang mencaci maki aksi terorisme.
“Artinya, aksi terorisme itu justru merugikan umat Islam. Jadi, apa aksi-aksi itu dirancang untuk menjatuhkan dan merugikan umat Islam?” katanya.
Munarman menegaskan bahwa para teroris dan aksi teror yang dilakukan atas nama Islam itu sama sekali tak membawa keuntungan bagi kaum Muslim.
BACA JUGA: Kalau Jokowi Aktifkan Pasukan ini, Teroris Bakal menggigil Ngeri
“Itu framing dan labelling saja. Hal itu memang dilakukan dan digunakan seolah-olah merepresentasikan umat Islam,” tegasnya.
Menurutnya, indikasi framing itu sudah terlihat dari bagaimana para pelaku aksi teror diatur untuk memakai pakaian yang merepresentasikan umat Islam
“Mereka menggunakan sorban dan berjenggot. Lalu, perempuannya juga menggunakan cadar dan pakaian hitam. Padahal, karena covid-19 ini banyak kaum Muslim yang memilih untuk menggunakan cadar,” tuturnya.
BACA JUGA: Soal Tembak mati Teroris, Dua Pakar Bicara, Munarman Kena Skakmat
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News